Biologi lada
Lada, atau merica (Piper nigrum), adalah salah satu rempah penting yang pernah menjadi faktor penarik masyarakat Eropa menjelajahi nusantara. Lada adalah tanaman yang tumbuh subur di daerah tropik. Piper nigrum, atau lada hitan, adalah tumbuhan memanjat, termasuk dalam famili Piperaceae. Lada berkembang biak dengan dua cara, secara generatif dengan biji dan secara vegetatif dengan stek batang. Secara umum, perbanyakan stek batang umum dilakukan oleh petani. Lada banyak dibudidayakan oleh petani karena nilai ekonominya. Lada sejak lama digunakan sebagai rempah-rempah dalam seni kuliner masyarakat India dan Indonesia. Lada juga dilaporkan sejak lama dimanfaatkan sebagai tanaman obat dalam mengatasi permasalahan kesehatan sehari-hari.
Lada adalah tanaman yang diduga asli dari Ghats barat di Kerala, India, dimana tanaman ini tumbuh subur di pegunungan Ghats. Selanjutnya, lada dikultivasi di beberapa daerah tropik seperti Indonesia, Vietnam dan Brazil karena potensi ekonominya.Lada terutama tumbuh dan berkembang dengan baik pada wilayah tropic lembab-panas dengan curah hujan yang cukup (antara 2.200 mm hingga 5.000 mm per tahunnya). Lada dapat dikatakan sebagai rempah dataran rendah dengan produksi optimal pada ketinggian berkisar 600 m dpl. Lada akan tumbuh baik pada lingkungan dengan kelembaban sekitar 60% hingga 93%. Lada tumbuh pada kebunkebun yang subur, pada kontur tanah datar dan bergelombang ringan dengan drainase yang baik. Lada adalah tumbuhan merambat dan dapat mencapai panjang 5 m. Lada dapat tumbuh dengan baik dengan naungan beberapa pohon dan relatif sedikit membutuhkan perawatan intensif sampai tiba masa panennya. Lada banyak dibudidayakan sebagai tanaman penghasil pendapatan tambahan dari sistem kebun-pekarangan rumah pada keluarga petani di desa.
Lada adalah liana yang tumbuh merambat pada tonggak batang tanaman lain dan dapat tumbuh mencapai 4 meter. Akar dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu akar yang tertanan dalam tanah dan akar yang tumbuh di atas tanah. Akar yang tumbuh ditanah berfungsi dalam penyerapan makanan dan unsur-unsur hara lainnya. Akar ini dapat muncul dari ruas batang yang terpendam ditanah. Jumlahnya dapat berkisar antara 20 serabut akar yang kemudian bercabang-cabang membentuk anak akar. Kedalaman maksimal penetrasi akar tanah dapat mencapai 10 meter. Akar yang tumbuh diatas tanah sering disebut sebagai akar lekat atau akar panjat. Pada setiap buku dari batang lada keluar akar yang berfungsi untuk melekatkan batang pada tiang-tiang pemanjat misalnya adalah tanaman berkayu.
Daun tunggal tidak berpasangan, berdaging, berbentuk bulat telur dan meruncing pada bagian ujung. Terdapat perbedaan daun atas dan daun bawah, dimana daun pada batang bagian atas lebih panjang, sedangkan daun pada batang bawah berbentuk bulat. Buah pala berbentuk butiran-butiran kecil. Kulit buah lunak, terdiri atas tiga lapisan yaitu epicarp, endocarp dan mesocarp. Saat muda kulit biji berwarna hijau dan berubah menjadi kuning saat tua. Kulit biji menutupi biji yang keras.
Perbanyak lada dapat dilakukan dengan dua cara. Secara generatif dengan menggunakan biji, dan secara vegetatif dengan stek batang. Stek batang lebih disukai oleh petani karena prosesnya lebih mudah. Stek batang mempunyai keunggulan dimana individu yang dibibit mempunyai karakter yang sama dengan induknya. Petani kurang menyukai perbanyakan lewat biji karena tingkat keberhasilan yang rendah. Selaian itu, individu yang diperbanyak dari biji tidak menjamin mempunyai kesamaan karakter, terutama karakter unggul dengan produktifitas tinggi, yang dimiliki induknya.
Lada hitam tidak mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Lombok Capsicum annuum dan C. frutescens yang merupakan anggota dari Solanaceae. Rempah-rempah lainnya dari genus berbeda yang dijual sebagai peppers meliputi pink pepper (Schinus molle), Guinea pepper (Xylopia aethiopica), Szechuan pepper (Zanthoxylum piperitum), dan Melegueta pepper (Aframomum melegueta). Lada memiliki hubungan kekeluargaan dengan beberapa herba dan rempah lainnya, seperti misalnya Sirih (P. betle) dan kava (P. methisticum).
Lada di Indonesia
Indonesia menghasilkan lada hitam dan lada putih. Lada hitam banyak diproduksi di Lampung yang dikenal sebagai Lada Hitam Lampung. Lada putih secara tradisional banyak dibudidayakan di Bangka, dikenal sebagai Lada Putih Muntok. Area lain yang menghasilkan lada adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi, Bengkulu dan Sumatera Utara.
Selama tahun 2012 Indonesia diperkirakan memproduksi sebanyak 75.000 ton lada, yang terdiri dari 55,000 ton lada hitam dan 20.000 ton lada putih. Jika diperhatkan, produksi tahun 2012 adalah 60% lebih tinggi dibandingkan pada tahun 2011 yang mencapai 47.000 ton. Namun demikian, jika dibandingkan dengan tahun 2003, jumlahnya masih kecil. Tujuan utama dari ekspor lada Indonesia antara lain adalah Amerika. Pasar Amerika menyerap lada hitam sebesar (39%) dan lada putih sebesar 29%. Negaranegara lain yang menjadi tujuan impor lada Indonesia adalah Vietnam dan India
Ekonomi Lada
Lada sejak lama menjadi rempah-reampah penting yang diperdagangkan bangsa-banga di Asia. Lada selanjutnya dikenal di Eropa sebagai rempah-reampah penting yang dihargai sangat tinggi. Aleksadria, Genoa dan Venice tercatat sebaga kota-kota dimana lada diperdagangkan sebagai komoditas bernilai tiggi pada abad pertengahan. Harga lada yang sangat tinggi mendorong penjelah Eropa menyusuri jalan laut menuju pusat rempah-rempah. Ekplorasi lada pertama kali dilakukan oleh Vasco da Gama yang tiba di Malabar pada tahun 1498. Penemuan ini selanjutnya memberikan dua dampak penting dalam perdagangan rempah saat itu. Pertama, hilangnya pamor Aleksandria, Genoa dan Venice sebagai pusat perdagangan lada Eropa. Kedua, adalah munculnya Lisbon sebagai pemain utama perdagangan lada yang menjadikan Portugal selama dua abad menjadi kaya karena perdagangan lada.
Sebelum bangsa Eropa memasukkan lombok dari Amerika sebagai rempah-rempah penting dalam seni kuliner saat ini, Lada hitam adalah rempah-rempah utama di berbagai negara, khususnya di area India dan Asia selatan. Lada digunakan dalam berbagai menu masakan. (Bailey et al. 1976, Cornillez 1999, Hedrick 1919, van Wyk 2005.). Ekplorasi fitokimia dari lada menjelaskan bahwa lada mempunyai beragam senyawa kimia. Senyawa-senyawa penting tersebut antara lain meliputi alkaloid, lignin, neolignan dan terpen. Dari sekitar 592 senyawa kimia yang diperoleh dari lada, sejumlah 145 adalah alkaloid, 47 adalah lignin, 70 adalah neolignane dan 89 termasuk terpen.
Pemanfaatan lada
Lada dapat digunakan untuk terapi dan penyembuhan luar tubuh, dan jika dikonsumsi akan memberikan efek positif terhadap tubuh. Peran lada terutama bekerja mempengaruhi kinerja system pencernakan. Lada sejak lama telah digunakan sebaga salah satu bahan penting sebagai bumbu dalam pengolahan makanan. Di Eropa dan Asia, lada secara luas digunakan sebagai penyedap rasa karena mempunyai aroma khas dan cita rasa pedas yang menyebabkan kelezatan makanan.
Lada dimanfaatkan sebagai bumbu masakan karena mempunyai sifat menghangatkan dan melancarkan peredaran darah. Secara empirik, makanan pedas yang mengandung lada baik digunakan untuk penderita influenza. Lada baik digunakan untuk melonggarkan saluran pernafasan. Lada banyak dimanfaatkan sebagai tanaman obat dan kuliner (Ayam lada hitam, Kepiting lada hitam, Daging Sapi lada hitam). Biji lada hitam mengandung mineral-mineral berharga seperti kalium, kalsium, seng, mangan, besi dan magnesium yang berperan penting bagi tubuh. Kalium adalah komponen penting dalam sel dan cairan tubuh yang dapat mengontrol laju detak jantung dan tekanan darah. Mangan digunakan oleh tubuh sebagai ko-faktor dari enzim superoxide dismutase.
Lada dilaporkan kaya akan kandungan Pyridoxine, riboflavin, thiamin dan niacin. Lada adalah sumber penting dari vitamin antioksidan, seperti vitamin C dan vitamin A. Lada juga kaya akan anti oksidan flavonoid polyphenolic seperti carotenes, cryptoxanthin, zeaxanthin dan lycopene. Komponen -komponen ini dapat membantu tubuh untuk menghilangkan radikal bebas dari tubuh dan dengan demikian melindungi tubuh dari kanker dan aneka penyakit.
Lada hitam dilaporkan baik dalam meningkatkan nafsu makan karena kemampuannya untuk meningkatkan kerja system pencernakan dan mengurangi anoreksia. Lada hitam mempunyai peran dalam membantu penyerapan nutrisi oleh tubuh menjadi lebih baik. Kandungan piperin dalam lada hitam diketahui bermanfaat dalam kesehatan otak, terutama sebagai anti-depresi. Lada mempunyai sifat akrminatif, dan membantu meringankan perutkembung. Piperin dalam lada hitam diduga kuat berperan dalam pencegahan kanker. Pencegahan kanker ini juga dimungkinkan karena kandungan antioksidan dari lada hitam.
Lada hitam juga dignakan dalam perawatan kulit. Lulur berbasis bahan lada hitam dapat membantu pelepasan sel-sel kulit mati sehingga meningkatkan sirkulais nitrogen dan nutrisi bagi kulit. Sifat antibakteri dan anti inflamasi lada berperan dalam menjaga kulit terhindar dari infeksi kulit (Jerawat, bisul), dan menyingkirkan ketombe.
Lada di kebun-pekarangan rumah
Lada di budidayakan di kebun dan pekarangan rumah untuk dua alasan utama. Pertama, lada sengaja ditanam secara intensif sebagai pendapatan keluarga petani. Lada yang dibudidayakan sebagai tanaman komoditas biasanya dipelihara secara intensif, antara lain dilakukan pemupukan, penyiraman saat musim kering, dan pemeliharaan tanaman penyangga agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman lada. Lada adalah liana yang memerlukan tanaman berkayu lainnya untuk merambat.
Kedua, lada ditanam di kebun dan pekarangan rumah untuk memenuhi kebutuhan rempah sehari-hari, khususnya untuk kepentingan penyiapan makanan, terutama sayur. Budidaya lada untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari ini umum dijumpai ada beberapa masyarakat. Masyarakat biasanya hanya menanam satudua rumpun populasi lada yang tumbuh merambat pada tanaman kayu yang sengaja ditanam sebagai tanaman penyangga.
Manfaat lada untuk kesehatan
Lada atau merica merupakan rempah yang umum digunakan dalam masakan. Namun, manfaat lada tak terbatas untuk melezatkan hidangan saja, tetapi juga baik untuk kesehatan tubuh. Lada mengandung zat kimia yang disebut piperin. Piperin inilah yang diduga memiliki banyak manfaat bagi tubuh, seperti mengurangi rasa sakit dan peradangan, serta membantu mengatasi diare, malaria, dan sakit perut123.
Lada juga mengandung beragam vitamin, termasuk vitamin A, B1, B2, B6, dan K, serta senyawa antioksidan, antibakteri, dan antiperadangan1. Berkat nutrisinya yang melimpah, lada sering kali digunakan untuk mengatasi kondisi kesehatan tertentu. Berikut ini adalah beberapa manfaat lada bagi kesehatan:
- Meredakan hidung tersumbat: Manfaat lada diketahui dapat meredakan hidung tersumbat, karena mengandung dekongestan alami. Dekongestan ini bekerja dengan cara mengencerkan penumpukan lendir di saluran pernapasan, sehingga Anda bisa kembali bernapas dengan lega.
- Mencegah kerusakan sel: Kandungan antioksidan yang tinggi pada lada berperan penting dalam melawan radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Paparan radikal bebas merupakan salah satu faktor yang meningkatkan risiko terjadinya penuaan dini, penyakit jantung, dan kanker.
- Menghambat pertumbuhan bakteri: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sifat antibakteri dalam lada terlihat mampu menghambat pertumbuhan beragam jenis bakteri penyebab infeksi (patogen), seperti E. coli, Listeria, Salmonella, dan Staphylococcus. Selain dapat mencegah berbagai penyakit dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri, manfaat lada juga dapat digunakan sebagai pengawet alami makanan.
- Membantu mencegah dan mengatasi gangguan pencernaan: Beberapa riset menunjukkan bahwa kandungan zat piperin dalam lada dapat meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tubuh, mendukung produksi enzim pencernaan, menjaga kesehatan saluran pencernaan, dan mencegah serta membantu mengatasi diare. Lada juga bermanfaat sebagai prebiotik serta mengandung zat yang dapat melemaskan otot-otot di dinding saluran cerna, sehingga baik untuk meringankan nyeri perut dan perut kembung.
Namun, sebelum menggunakan obat-obatan herbal, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Sumber :
https://pji.uma.ac.id/index.php/2022/12/07/manfaat-lada-atau-merica-untuk-kesehatan/
https://hellosehat.com/wanita/penyakit-wanita/mengobati-infeksi-vagina-bacterial-vaginosis/
Luchman Hakim, Rempah & Herba Kebun-Pekarangan Rumah Masyarakat: Keragaman, Sumber Fitofarmaka dan Wisata Kesehatan-kebugaran, Diandra Pustaka Medika 2015