Epiglotitis merupakan suatu infeksi pada epiglotis yang dapat menyebabkan gangguan fungsi epiglotis dan pembengkakan epiglotis. Pada keadaan berat, epiglotitis dapat menyebabkan sumbatan pernapasan yang mengancam nyawa.
Penyebab :
- Infeksi bakteri merupakan penyebab utama pada epiglotitis. Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenzae tipe B (Hib) merupakan jenis-jenis bakteri yang paling sering memicu peradangan pada epiglotis.
- Beberapa infeksi tersebut dapat mengakibatkan epiglotis membengkak dan menghalangi keluar masuknya udara pada saluran pernapasan, sehingga berpotensi menyebabkan kematian.
- Selain infeksi, luka pada tenggorokan juga dapaat menyebabkan peradangan dan pembengkakan epiglotis. Misalnya, karena benturan atau pukulan keras, benda asing atau senyawa kimia yang tertelan, serta penggunaan obat-obatan terlarang yang dihisap.
Gejala :
- Nyeri tenggorokan.
- Gangguan menelan.
- Gangguan pernapasan.
- Bungkuk ke depan, sebagai upaya untuk bernapas.
- Stridor (suara pernapasan yang kasar).
- Suara serak.
- Menggigil.
- Demam.
- Sianosis (warna kulit kebiruan).
- Mengeluarkan liur.
Cara mencegah :
Epiglotitis dapat dicegah, imunisasi untuk mencegah infeksi H Influenza dapat dilakukan untuk anak berusia di bawah 2 bulan.
Alternatif lain :
Epiglotitis merupakan suatu keadaan gawat darurat, sehingga diperlukan penanganan yang cepat. Jika tidak ditangani dengan cepat, keadaan ini dapat menyebabkan sumbatan jalan napas yang mengakibatkan kematian. Pengidap epiglotitis harus segera dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa secara menyeluruh.
Memastikan aliran udara (airway) pengidap dalam keadaan terbuka adalah langkah awal yang perlu dilakukan. Jika saluran napas tertutup, pemasangan selang endotrakeal atau pemasangan lubang pernapasan pada trakea (trakeostomi), perlu secepatnya dilakukan. Kemudian, pengidap diberikan antibiotik dan steroid untuk epiglotitisnya.
Sumber : disarikan dari berbagai sumber