asi
Air susu Ibu dan Permasalahan Ibu Menyusui

Seorang Ibu yang baru dan pengalaman pertama memiliki dan menghadapi bayi; terutama sampai usia 6 bulan akan menemukan berbagai permasalahan air susu ibu dalam menyusui bayinya. Terutama jika hal ini dikaitkan dengan kebijakan pemerintah perihal ASI Eksklusif.

Dalam kesehariannya mungkin akan timbul perasaan antara bingung, kasihan, takut, cemas, dll dan bisa juga panik tentang apa yang harus dilakukan jika timbul permasalahan tersebut. Kondisi seperti ini diperlukan dukungan dan bantuan dari lingkungan sekitar; baik suami, mertua atau anggota keluarga lainnya. Berikut ini adalah beberapa permasalahan yang sering muncul terkait dengan Ibu menyusui Bayinya; sebagai berikut

 

Beberapa Masalah Bayi terkait dengan Menyususi

1) Bayi banyak menangis atau rewel

  • Bayi menangis belum tentu lapar.
  • Periksa popok bayi, mungkin basah.
  • Gendong atau peluk bayi, mungkin perlu perhatian.
  • Susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak minum dari yang lain.

 

2) Bayi tidak tidur sepanjang malam

  • Proses yang alamiah, bayi mudah perlu menyusu lebih sering.
  • Tidurkan bayi disamping ibu dan lebih sering disusui pada malam hari.
  • Jangan berikan makanan lain selain ASI.

 

3) Bayi menolak menyusui

  • Mungkin bayi bingung puting, karena sudah pernah diberi susu botol.
  • Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai bayi benar-benar lapar).
  • Berikan perhatian dan kasih sayang.
  • Pastikan bayi menyusu sampai air susu habis.

 

4) Bayi bingung puting

  • Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi yang tepat.
  • Ajarkan ibu posisi dan cara melekat yang benar.
  • Secara bertahap tawarkan selalu payudara setiap bayi menunjukkan keinginan untuk minum.
  • ASI tetap dapat diperah dan diberikan pada bayi dengan cangkir atau sendok, sampai bayi dapat kembali menyusu.
  • Bila ada indikasi medis dapat diberikan susu formula. Jangan menggunakan dot, dan kempeng.

 

5) Bayi premature (BBLR)

  • Berikan ASI sesering mungkin. Berat bayi lahir rendah (BBLR) minum setidaknya setiap 2 jam.
  • Jika belum bisa menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa. Berikan ASI dengan sendok atau cangkir.
  • Untuk merangsang menghisap, sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih (Kemenkes, 2011).

 

6) Bayi kuning (Ikterus)

  • Mulai menyusu segera setelah bayi lahir.
  • Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi. ASI membantu bayi mengatasi kuning lebih cepat.

 

7) Bayi sakit

  • Teruskan menyusui bayi.
  • Bawa bayi ke sarana kesehatan/tenaga kesehatan.

 

8) Bayi kembar

  • Posisi yang mudah adalah dibawah lengan.
  • Paling baik kedua bayi disusui secara bersamaan.
  • Susui bayi lebih sering selama waktu yang diinginkan masing-masing bayi, umumnya > 20 menit.

 

9) Bayi banyak tidur

  • Letakkan bayi di dada ibu sesering mungkin sehingga dapat melihat tanda- tanda bayi mulai terjaga dan dapat segera menawarinya menyusu.
  • Redupkan cahaya dalam ruangan agar bayi mau membuka matanya.
  • Rangsang reflex rooting bayi dengan menyentuh pipi bayi dengan puting.
  • Teteskan ASI perah ke mulut bayi.

 

Beberapa Masalah Dalam Menyusui

Payudara kendur disebabkan oleh bertambahnya usia dan kehamilan. Kegiatan menyusui sama sekali tidak mengakibatkan perubahan bentuk payudara ibu.

Payudara kecil maupun besar sama-sama dapat menghasilkan banyak susu. Yang terpenting ibu memiliki kepercayaan diri dan motivasi yang tinggi untuk menyusui bayinya. Semakin sering menyusui, payudara akan semakin banyak menghasilkan ASI.

Puting terbenam tidak berarti tidak dapat menyusui karena bayi menyusu pada payudara, bukan pada puting.
ASI pertama (kolostrum) adalah zat terpenting bagi bayi. Warna kekuningan pada kolostrum bukanlah pertanda basi, tetapi menunjukkan tingginya kandungan protein. Susu yang keluar dari payudara ibu tidak pernah ada yang basi, bahkan setelah disimpan dengan benar selama 8 jam, ASI masih dapat digunakan.

ASI pertama atau kolostrum selain mengandung air, juga mengandung protein dan zat-zat penting lainnya yang penting bagi kekebalan tubuh bayi baru lahir dari berbagai penyakit. Ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI eksklusif. Dengan cara memerah ASI sebelum berangkat kerja dan pada saat bekerja, ibu tetap dapat menjaga persediaan ASI untuk bayi yang ditinggalkan.

Semua kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan terpenuhi oleh ASI saja. Selain karena kapasitas perut bayi masih sangat kecil, bayi 0-6 bulan belum memerlukan makanan padat seperti orang dewasa yang melakukan banyak kegiatan fisik. Bayi hanya membutuhkan ASI untuk pertumbuhannya selama 6 bulan pertama sejak lahir, dan melindunginya dari berbagai penyakit.

Tidak ada cairan lain apapun yang dapat menggantikan ASI. Hanya jika diberikan ASI eksklusif saja yang membuat bayi lebih sehat.

Jika ASI belum atau tidak lancar, bayi masih memiliki daya tahan tubuh (tidak akan kelaparan) hingga 2×24 jam sejak lahir, yang dibawa sejak dalam kandungan. Meskipun ASI dirasa belum lancar atau ASI tidak keluar, Ibu harus tetap terus menyusui si bayi, karena rangsangan dari hisapan bayi akan mempercepat lancarnya produksi ASI.
Bayi menangis belum tentu berarti lapar. Ada banyak penyebab bayi menangis, antara lain merasa tidak aman, terkejut, ngompol, dll (WHO, 2011).

 

Masalah yang sering dialami ibu menyusui

Beberapa ibu menghadapi beberapa masalah saat menyusui. Nah, dikutip dari Medela, berikut sejumlah masalah yang kerap dialami ibu menyusui di bulan pertama kelahiran buah hati beserta solusinya.

 

1. Benjolan menyakitkan di payudara

Benjolan yang muncul di payudara ini bisa timbul karena berbagai penyebab, Bunda. Salah satu yang paling umum karena saluran yang tersumbat ASI.

Solusi mengatasi benjolan di payudara:

  • Pijat atau remas area benjolan, terutama saat sedang menyusui. Ini berguna untuk membantu melepaskan penyumbatan.
  • Kompres payudara dengan kain basah bersuhu hangat. Atau ibu menyusui juga bisa mencoba mandi air hangat sebelum menyusui untuk bantu meredakan ketidaknyamanan.
  • Tetap menyusui seperti normal untuk menghindari risiko penumpukan ASI, yang dapat menyebabkan mastitis.
  • Untuk menghilangkan penyumbatan, cobalah untuk menyusui atau memompa ASI dari payudara yang ada benjolan terlebih dahulu untuk membantu menghilangkan penyumbatan.
  • Temui dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat bila melihat adanya tanda-tanda infeksi seperti nyeri, gejala mirip flu seperti kenaikan suhu, atau sakit kepala.

 

2. Mastitis

Jika salah satu atau kedua payudara memerah, terasa nyeri, dan ada saluran yang tersumbat, kemungkinan Bunda mengalami mastitis. Ini merupakan kondisi di mana jaringan pada payudara meradang.

Selain ciri tersebut, ibu menyusui yang mengalami mastitis juga mengalami beberapa gejala lain, seperti flu dan suhu tubuh naik hingga lebih dari 38,5 derajat celcius. Selain itu, mastitis dapat terjadi akibat saluran tersumbat yang tidak diobati, adanya bakteri yang masuk ke payudara, pelekatan salah saat menyusui, jarang menyusui, hingga mengenakan pakaian dalam atau bra ketat.

Solusi mengatasi mastitis:

  • Segera dapatkan bantuan medis agar mastitis tidak berubah menjadi lebih parah.
  • Konsumsi parasetamol atau ibuprofen tanpa kandungan aspirin untuk meredakan nyeri.
  • Tetap menyusui seperti biasa atau sering memompa payudara. ASI yang mengalir akan membantu membersihkan penyumbatan dan mencegah penumpukan lebih lanjut.
  • Tawarkan payudara yang terkena mastitis terlebih dahulu pada bayi saat akan disusui. Ini dapat membantu untuk mengeluarkan ASI dalam payudara secara memadai.
  • Istirahat, minum dan makan enak. Pastikan ibu menyusui mengonsumsi banyak cairan dan makan makanan bergizi.
  • Pijat area payudara yang mengalami mastitis, mandi air hangat, atau kompres hangat untuk menghilangkan penyumbatan sebelum menyusui.
    “Jika merasakan bagian (benjolan) yang keras di payudara Anda, mulailah memijatnya dengan segera, sebaiknya saat menyusui,” kata bidan Tracy Hydeman, dikutip dari Today’s Parent.
  • Gunakan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi peradangan.

 

3. Merasa lelah

Menyusui memang menjadi aktivitas yang menguras energi, Bunda. Selama minggu-minggu pertama, bayi kemungkinan besar akan terus menyusu setiap beberapa jam, siang dan malam, meski saat ibu menyusui masih dalam masa pemulihan setelah melahirkan.

Solusi mengatasi kelelahan menyusui:

  • Istirahat sebanyak mungkin. Cobalah untuk makan makanan sehat dan teratur, serta pastikan untuk tetap terhidrasi dengan baik.
  • Jangan ragu untuk meminta bantuan dari pasangan, orang tua, atau teman jika membutuhkan sesuatu. Dan jangan tolak orang yang ingin membantu ya, Bunda.

 

4. Suplai ASI sedikit

Saat bayi dalam masa growth spurt pada usia 3-4 minggu, ibu menyusui sering kali merasa khawatir dengan suplai ASI yang dianggap kurang karena kemungkinan di bulan pertama kelahirannya akan lebih sering menyusu demi kenyamanannya. Pemandangan dan suara baru di sekitarnya membuatnya kewalahan, dan menyusui membuat bayi nyaman.

Solusi mengatasi suplai ASI sedikit:

  • Hindari pemberian susu formula, kecuali atas saran dari dokter profesional. Dibandingkan dengan susu formula, akan lebih baik untuk terus menawarkan ASI untuk meningkatkan suplai secara alami.
    “Jika benar-benar memiliki persediaan ASI yang rendah, Anda mungkin tidak dapat menyusui secara eksklusif. Anak mungkin harus mengonsumsi susu (khusus) atau ASI donor untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan nutrisinya,” tutur Murray.
  • Susui bayi sesuai permintaannya untuk memastikan persediaan ASI sesuai dengan kebutuhannya. Selain terus menyusui, gunakan pompa payudara untuk meningkatkan produksi ASI.

 

5. ASI berlimpah

Hal ini terkadang dapat menyebabkan kesulitan bagi ibu dan bayi, Bunda. Karena payudara membengkak dan ASI ‘bocor’, sehingga menyulitkan bayi saat perlekatan, hinga membuatnya tersedak oleh aliran ASI yang deras.

Solusi mengatasi ASI berlimpah:

  • Keluarkan sedikit ASI di awal menyusui untuk mengurangi kecepatan alirannya. Atau cobalah untuk memompa ASI.
  • Gunakan handuk atau kain kasa untuk menyerap ASI yang berlimpah.
  • Pastikan bayi mendapat posisi yang tepat saat menyusu hingga ia bisa menggerakkan kepala dengan nyaman.
  • Konsultasikan dengan dokter atau konsultan laktasi untuk mendapat solusi yang tepat.

 

6. Payudara bengkak sebelah

Ibu menyusui mungkin sering mendapati bayinya lebih suka menyusu pada payudara di satu sisi, atau mungkin salah satunya menghasilkan lebih banyak ASI. Akibatnya, membuat ukuran dan bentuk payudara jadi berbeda.

Kondisi ini sangat umum terjadi dan seharusnya tidak menjadi masalah saat menyusui, Bunda. Namun bila hal ini membuat minder, Bunda bisa melakukan beberapa hal untuk mengatasi.

Solusi mengatasi bengkak sebelah:

  • Tawarkan payudara yang paling jarang digunakan terlebih dahulu setiap kali menyusui.
  • Gunakan pompa payudara untuk membantu meningkatkan produksi ASI pada payudara yang jarang digunakan.
  • Jangan abaikan payudara yang lebih berisi, payudara tersebut tetap harus digunakan untuk menyusui demi menghindari penyumbatan.
  • Cobalah mencari bantuan dari medis karena kadang infeksi telinga dapat menyebabkan bayi hanya menyusu di satu sisi.

 

7. Puting lecet

Dengan tuntutan untuk sering menyusui terkadang bisa menyebabkan gesekan yang menyakitkan pada payudara serta puting atau areola.

Solusi mengatasi puting lecet:

  • Minta bantuan konsultan laktasi atau spesialis menyusui untuk memeriksa apakah perlekatan bayi sudah benar atau belum.
    “Pastikan perlekatan dengan baik, dan biarkan bayi menyelesaikan pada satu payudara pertama sebelum menawarkan payudara lainnya,” kata konsultan laktasi, Kelly Bonyata, dikutip dari Kelly Mom.
  • Konsumsi obat pereda nyeri sebelum menyusui bayi. Coba juga mengubah posisi menyusui yang berbeda untuk menghindari menekan area yang nyeri.
  • Gunakan pelindung payudara agar pakaian tidak mengiritasi lecet pada puting, atau gunakan bantalan pendingin hidrogel untuk mengurangi rasa sakit dan membantu penyembuhan.
  • Gunakan pompa ASI bisa jadi alternatif mendapatkan ASI tanpa memperparah kondisinya.
  • Jangan menyentuh luka atau lecet karena dapat menyebabkan infeksi.

 

8. Titik putih menyakitkan di puting

Ketika saluran ASI yang tersumbat terbuka, atau lapisan tipis kulit tumbuh di atasnya, ini dapat menciptakan bintik putih atau kuning kecil di ujung puting. Saluran ASI yang tersumbat ini kadang-kadang dikenal sebagai lepuh susu yang dapat menyebabkan rasa sakit lokal pada beberapa ibu, terutama saat menyusui atau memompa.

Solusi mengatasi titik putih di puting:

  • Hindari gesekan pada puting dengan menggunakan bantalan atau hindari bra yang ketat.
  • Tetap menyusui atau memompa ASI agar saluran normal kembali.
  • Rendam kapas dalam minyak zaitun dan letakkan di bra di samping puting. Ini dapat membantu melembutkan kulit.
  • Jika berlanjut, kunjungi konsultan laktasi atau spesialis menyusui untuk melepaskan sumbat dengan jarum steril.

 

9. Puting payudara sakit saat menyusui

Normal jika puting terasa lembut, atau bahkan sakit pada tahap awal menyusui. Biasanya ini akan mereda setelah beberapa hari. Jika Bunda rasa sakit terus berlanjut atau mengalami nyeri pada puting setiap kali menyusui, Bunda mungkin memerlukan bantuan medis untuk mengatasinya.

Jika Bunda mengalami sakit di salah satu atau kedua payudara selama menyusui atau setelahnya, mungkin mengalami infeksi bakteri.

Solusi mengatasi puting sakit:

  • Periksakan ke dokter atau konsultan laktasi untuk mengetahui apakah ada infeksi dan dapatkan perawatan terbaik.
  • Jaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui. Sering-seringlah mengganti bantalan payudara, cuci bra, baju atasan, dan handuk dengan suhu tinggi.
    Biarkan puting mengering setelah menyusui karena infeksi berkembang pesat di lingkungan yang hangat dan lembap.

 

Produk Herba untuk memperlancar Air Susu Ibu

Asilact adalah produk laktagogum herbal dari Gama Herbal yang diproduksi oleh PT Swayasa Prakarsa. Produk ini dirancang untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu menyusui sehingga menjadikannya pilihan utama dalam memperlancar ASI. Herbal laktagogum ini dikenal memiliki efek samping yang minimal. Asilact mengandung daun katuk (Sauropus androgynus), daun kelor (Moringa oleifera), dan temulawak (Curcuma zanthorrhiza) sebagai komposisi utamanya. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah salah satu tanaman yang diyakini dapat mendukung produksi ASI karena mengandung minyak esensial yang dapat memudahkan pelepasan ASI. Tidak hanya temulawak, daun katuk atau Saoropus androgynus juga diyakini dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Selain itu, Moringa oleifera atau daun kelor juga termasuk salah satu tanaman herbal laktagogum yang berguna untuk meningkatkan volume ASI dengan cara meningkatkan prolaktin dan menyediakan nutrisi penting (Foong dkk., 2020). Produk ini merupakan hasil riset dari Prof. Dr. apt. Mustofa, M. Kes, seorang dosen dari FKKMK Universitas Gadjah Mada. Saat ini Asilact telah mendapatkan izin edar BPOM dengan nomor POM TR 213374721.

Daun kelor atau Moringa oleifera memiliki kandungan senyawa Fitosterol yang berfungsi untuk meningkatkan dan melancarkan produksi ASI karena efek dari laktagogum (Kurniasih, 2013). Laktagogum sendiri merupakan zat yang dapat meningkatkan produksi ASI. Selain Fitosterol, daun kelor juga mengandung Fe 5,49mg/100g dan juga sitosterol 1,15%/100gr dan stigmasterol 1,52%/100gr, dimana zat-zat tersebut dapat merangsang peningkatan produksi ASI (Nurcahyati, 2014). Hasil penelitian dengan judul “Pengaruh Daun Kelor Terhadap Produksi ASI pada Ibu PostPartum di Wilayah Kerja Puskesmas Sekaran” menunjukkan bahwa ibu yang diberikan daun Kelor memiliki produksi ASI lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak diberi daun kelor. Pada ibu yang diberi daun kelor mengalami peningkatan produksi ASI sebesar 823,75mL. Hal ini menunjukkan bahwa ternyata pemberian daun kelor mampu meningkatkan produksi ASI dua kali lipat dibandingkan dengan yang tidak diberi daun kelor.

Ekstrak temulawak memiliki dampak yang signifikan pada hormon prolaktin,produksi ASI, frekuensi buang air kecil dan besar bayi, serta durasi tidur bayi. Hal ini menegaskan bahwa ekstrak temulawak bermanfaat bagi ibu pasca melahirkan. Selain itu, ekstrak temulawak kaya akan antioksidan, mengandung komponen metabolit sekunder seperti kurkuminoid dan flavonoid, serta memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibanidngkan dengan alfa tokoferol. Selain itu, ekstrak temulawak juga mengandung vitamin A tinggi dan merupakan sumber polifenol yang sangat baik untuk meningkatkan produksi ASI dan prolaktin (Supriyana, 2017). Fidaorini (2015) menyebutkan bahwa ekstrak temulawak dalam konsentrasi 20% dan 40% dapat secara signifikan meningkatkan produk ASI. Penggunaan temulawak oleh ibu pasca melahirkan juga mempengaruhi kelancaran produk ASI. Hal ini disebabkan oleh kandungan lipid dan struktur hormonal dalam Curcumae xanthorrizae rhizoma yang aktif dalam proses produksi ASI karena menunjukkan efek laktagogum.

 

Sumber :

https://krakataumedika.com/info-media/artikel/masalah-masalah-dalam-menyusui-bayi

https://www.haibunda.com/menyusui/20201028121327-54-169952/9-masalah-sering-dialami-ibu-menyusui-di-bulan-pertama-kehidupan-bayi

JURNAL PENELITIAN TERKAIT ARTIKEL
PRODUK JAMU TERKAIT ARTIKEL
HUBUNGI KAMI :
Bagikan :
Facebook
WhatsApp
Email

Artikel menarik lainnya

ruam kulit
Ruam Kulit

Ruam kulit adalah perubahan nyata pada tekstur atau warna pada kulit yang…

tbc-tulang-belakang-lead
TBC Tulang Belakang

TBC atau tuberkulosis (TB) tulang belakang dikenal juga dengan nama penyakit Pott,…

kayu kuning
Kayu Kuning

Kayu Kuning merupakan tumbuhan liar yang umumnya ditemukan tumbuh di pantai berbatu…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment

Name

Home Toko Keranjang 0 Wishlist Akun

Login

Keranjang Belanja(0)
Belum ada produk di keranjang
Menu Utama
Hello, Masuk