Keterangan |
Corona |
Pneumonia, penyakit pernafasan lain |
Gejala |
Umum :
- Gangguan pada indera penciuman (anosmia) dan pengecap
- Demam
- Menggigil
- Batuk kering
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas
- Nyeri otot
- Kelelahan
Jarang :
- Gangguan pada kulit, contohnya bentol yang gatal serta bintil berair seperti cacar air
- Mual
- Muntah
- Diare
|
- Demam tinggi, yang terkadang disertai menggigil
- Batuk berdahak yang tidak kunjung sembuh atau malah memburuk
- Sesak napas, bahkan ketika melakukan aktivitas ringan
- Nyeri dada saat menarik napas atau batuk
- Batuk dan pilek yang berlangsung terus-menerus atau makin memburuk
- Kebingungan atau perubahan perilaku, terutama pada pengidap berusia di atas 65 tahun)
|
Penyebab |
Penyebabnya adalah SARS-CoV-2. Ada dugaan bahwa virus SARS-CoV-2 awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun kemudian diketahui bahwa virus ini juga menyebar dari manusia ke manusia. |
- Bakteri, virus, organisme, jamur
- Dirawat di ruang perawatan intensif (ICU)
- Menggunakan ventilator
- Rutin menjalani prosedur rawat jalan tertentu, seperti cuci darah
- Pneumonia aspirasi. Terjadi ketika seseorang tidak sengaja menghirup benda asing ke dalam paru-paru. Misalnya, makanan, minuman, muntah, atau air ludah.
|
Proses penularan |
- Terhirup langsung ke dalam paru-paru
- Droplet (percikan renik yang keluar dari saluran pernapasan manusia) hinggap di tangan atau permukaan benda di sekitar penderita, lalu orang lain menyentuh tangan, benda, atau permukaan tersebut, kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulutnya sendiri.
|
- Virus dan bakteri
- Melansir dari WHO, penyakit ini bisa menyebar melalui darah, terutama selama kelahiran atau tidak lama setelah kelahiran.
- Droplets, melalui udara dari batuk atau bersin hingga saat seseorang berbicara.
|
Cara mencegah |
Umum :
- Menjaga jarak (physical distancing)
- Meningkatkan daya tahan tubuh
- Lebih sering mencuci tangan
- Jangan sering menyentuh area mata, hidung, dan mulut
- Menghindari kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi
- Jangan bepergian ke negara yang memiliki kasus wabah
- Menggunakan masker
- Menghindari kontak dengan hewan liar
- Memasak makanan hingga benar-benar matang
ODP dan PDP :
- Mengisolasikan diri
- Tidak menerima tamu yang menjenguk
- Menggunakan alat makan dan minum sendiri
- Memakai masker
- Menerapkan etika bersin, batuk, dan membuang ludah
- Mencermati perkembangan gejala
|
- Cuci tangan secara teratur dan menyeluruh, terutama setelah menyentuh hidung dan mulut serta sebelum memegang makanan.
- Batuk dan bersin ke tisu, lalu segera membuangnya dan mencuci tangan.
- Tidak berbagi peralatan makan dan peralatan mandi dengan orang lain.
|
Pengobatan |
- Melakukan isolasi mandiri di rumah dengan menerapkan protokol kesehatan dari Kementrian Kesehatan.
- Banyak beristirahat.
- Minum banyak cairan, terutama air putih.
- Mengonsumsi obat pereda demam dan nyeri tenggorokan, misalnya aspirin, ibuprofen, dan paracetamol. Namun harap diingat bahwa aspirin tidak boleh diberikan pada orang berusia di bawah 19 tahun.
- Mandi air hangat atau menggunakan humidifier (alat pelembap udara) untuk mengurangi nyeri tenggorokan.
Pada beberapa pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dokter akan memberikan obat-obatan di bawah ini hingga hasil tes terbukti negatif :
- Terapi simptomatik sesuai dengan gejala
- Antibiotik empiris, yakni antibiotik golongan makrolide (azitromicin 1×500 mg selama 5-7 hari) atau golongan fluroquinolone (levofloxacin 1×750 mg selama 7 hari)
- Obat antivirus
- Vitamin C dosis tinggi selama 14 hari
- Chloroquine phosphate pada pasien dengan gejala yang berat
- Hepatoprotektor (obat pelindung hati) bila ditemukan hasil tes SGOT dan SGPT mengalami peningkatan
- Obat-obatan lain sesuai penyakit penyerta
|
- Antibiotik untuk mengatasi pneumonia karena infeksi bakteri.
- Antivirus guna mengobati pneumonia akibat infeksi virus jika diperlukan.
- Antijamur untuk menyembuhkan pneumonia karena infeksi jamur.
- Obat-obatan untuk mengurangi gejala pneumonia, seperti obat penurun demam dan pereda batuk.
|
Komplikasi |
- Pneumonia
- Acute respiratory distress syndrome
- Gagal ginjal
- Acute cardiac injury
- Kematian
|
- Bakteremia
- Kesulitan bernapas
- Efusi pleura, yaitu penumpukan cairan dalam pleura (ruang antara paru dengan dinding dada)
- Abses paru, yakni terbentuknya kantong berisi nanah pada paru-paru
|