Sambang Colok (Aerva sanguinolenta L.)

Nama tanaman

Tanaman : Aerva sanguinolenta (L.) Bl. Sinonim: Achyranthes sanguinolenta L., Achyranthes scandens Roxb., Aerva scandens (Roxb.) Moq., Aerva timorensis Moq., Aerva velutina Moq. Nama daerah : Ki sambang (Sunda), Sambang colok (Jawa), Rebha et raedhan (Madura). (Sudarman, 1975)

Klasifikasi

Divisio : Spermatophyta. Sub divisio : Angiospermae. Classis : Dicotyledonae. Ordo : Carryophyllales. Familia : Amaranthaceae. Genus : Aerva. Species : Aerva sanguinolenta (L.) Bl. (Backer and Bakhuizen van den Brink, 1965)

Morfologi tanaman

Herba tegak, tinggi 0,5-2 m, batang berbentuk bulat dengan pangkal berkayu, beruas, berwarna merah keunguan dan bercabang-cabang. Daunnya tunggal, merah, bertangkai, berhadapan, helaian daun bentuk bulat, ujung terbelah, bertepi rata, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, pada sisi atas berkilat, berbulu pendek, panjang 2-8 cm, lebar 1-5 cm dan tangkai daun panjang 1-6 cm. Bunga majemuk, bentuk bulir, di ketiak daun, panjang 0,75-10 cm, berkelamin 2, tangkai sari pangkalnya berlekatan, bentuk mangkok, kepala sari dua, tangkai putik pendek kecil, kepala putik 1, taju 2, perhiasan bunga 5, panjang + 2 mm, berbulu halus dan putih. Buah pipih dan hitam. Biji kecil dengan warna hitam mengkilat. Akar tunggang dan merah keunguan (Backer and Bakhuizen van den Brink, 1965)

Habitat dan penyebaran

Tumbuh liar di halaman dan di ladang-ladang sampai setinggi kira-kira 1000 m dari permukaan laut. Terdapat di Afrika, Malaysia, Cina bagian selatan, Filipina, Taiwan bagian selatan dan Indonesia. Di Indonesia penyebarannya terdapat di daerah Jawa dan Madura. Banyak ditanam di halaman-halaman sebagai tanaman hias.

Kandungan kimia

Kandungan yang terdapat dalam daun sambang colok yaitu mengandung senyawa alkaloid, minyak atsiri, dan flavonoid (Restanti, 1992).

Manfaat tanaman

Daun sambang colok dalam pengobatan biasa digunakan sebagai obat haid kurang teratur, obat untuk menghilangkan rasa nyeri haid, obat kencing kurang lancar, obat kencing nanah, obat kurang darah, obat keputihan, obat cacing dan obat radang rahim (Sudarman, 1975).

Penelitian Antikanker

Hasil uji sitototoksik terhadap sel MCF-7 menunjukkan bahwa ekstrak etanolik daun tanaman sambang colok mempunyai nilai IC50 sebesar 423 μg/ml sedangkan uji doksorubisin pada sel yang sama mempunyai nilai IC50 sebesar 327,6 nM. Efek sinergis (yaitu CI < 0,9) muncul pada kombinasi ekstrak etanolik daun sambang colok – doksorubisin konsentrasi 211,7 μg/ml – 200 nM; 211,7 μg/ml – 150 nM; 158,8 μg/ml – 200 nM; dan 158,8 μg/ml – 150 nM. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi yang sinergis dapat terjadi pada konsentrasi di bawah setengah harga IC50 dari ekstrak etanolik daun sambang colok maupun doksorubisin (Untung et al., 2008)

Dari pengamatan apoptosis melalui pengecatan DNA, dapat diketahui bahwa ternyata pada aplikasi tunggal baik ekstrak etanolik daun sambang colok maupun Doxo tidak cukup signifikan untuk menghambat pertumbuhan sel MCF-7, tetapi pada saat aplikasi kombinasi dengan menggunakan kombinasi konsentrasi 211,7 ug/ml ekstrak dengan 200 nM doxo (kombinasi yang mampu mengahambat pertumbuhan sel terbesar), sel yang mengalami apoptosis sangat banyak. Ekstrak etanolik daun sambang colok terbukti tidak cukup toksik untuk sel, tetapi apabila dengan adanya agen kemoterapi seperti doxo maka pemacuan apoptosis dari agen kemoterapi tersebut akan mengalami pemacuan. Hal ini tentu sangat berguna untuk menurunkan dosis kemoterapi doxorubicin untuk mencegah efek samping yang dimilikinya hingga lebih dari separuhnya dengan kombinasi ekstrak etanolik daun sambang colok. (Untung et al., 2008).

 

Daftar Pustaka

Restanti, A.R., 1992, Skrining Fitokimia dan Pemeriksaan Mikroskopi Daun Sambang Colok (Aerva sanguinolenta Linn.), Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Untung, J., M.Fitria, L. Indriyani, E. P. Septiseptyani, dan R.I. Jenie, 2008, Ekstrak Etanolik Daun Samba Colok (Aerva sanguinolenta (L.) BI.) Sebagai penguat Pemacuan Apoptosis Doxorubicin pada sel MCF7, Proceeding Kongres Ilmiah XVI Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, ISBN: 978-979-95108-6-0, ISFI, pp. 117 – 123

 

Sumber : https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman-antikanker/s/sambang-colok/

Share it :
Facebook
WhatsApp
Email
Print

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Lihat Juga artikel Lainnya

Artikel Terkait

NatureAce

Skoliosis

Skoliosis merupakan kondisi tulang belakang melengkung secara tidak normal. Kebanyakan kasus skoliosis terjadi pada anak-anak sebelum masa pubertas. Kasus ini

Baca Semua...»
NatureAce

Karang Gigi

Karang gigi adalah timbunan plak dan zat kapur yang bereaksi dengan air liur. Karang gigi juga dapat disebut sebagai kalkulus

Baca Semua...»
NatureAce

Fluorosis

Fluorosis gigi merupakan suatu kelainan struktur email bercak atau cacat (mottled enamel) sebagai dampak asupan fluor berlebih pada masa pembentukan

Baca Semua...»
NatureAce

Leukemia

Leukemia adalah salah satu tipe kanker darah akibat produksi sel darah putih (leukosit) yang abnormal dan berlebihan. Meski produksinya banyak,

Baca Semua...»
NatureAce

Tuberkolosis

TBC atau tuberculosis merupakan penyakit kronis yang menyerang tubuh karena infeksi dari bakteri. Karena bakteri Mycobacterium tuberculosis, tubuh jadi mengalami

Baca Semua...»
NatureAce

Edema Paru

Edema paru akut adalah suatu kondisi gawat darurat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di paru-paru yang terjadi secara tiba-tiba dan

Baca Semua...»
NatureAce

Neuritis Optik

Neuritis optik adalah kondisi peradangan pada saraf mata (saraf optik). Saraf optik berfungsi mengirim informasi dari mata ke otak. Kondisi

Baca Semua...»
NatureAce

Sirosis

Sirosis adalah komplikasi atau stadium lanjut dari berbagai penyakit hati, berupa terjadinya kerusakan sel-sel hati yang membentuk jaringan parut (fibrosis)

Baca Semua...»

Login

0