Saraf dan penyakit yang berkaitan

Apa itu Penyakit Saraf

Penyakit saraf adalah gangguan atau kerusakan yang terjadi pada sistem saraf manusia. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur serta mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh, mulai dari kemampuan fungsi kognitif, koordinasi tubuh, hingga suasana hati.

Sakit saraf adalah kondisi ketika sistem saraf mengalami gangguan. Kondisi ini umumnya berlangsung dalam jangka panjang (kronis) dan berkembang seiring berjalannya waktu.

Sistem saraf adalah jaringan di dalam tubuh yang memiliki berbagai fungsi penting. Beberapa fungsi tubuh yang dikontrol oleh sistem saraf antara lain pertumbuhan dan perkembangan otak, sensasi atau persepsi, emosi, keseimbangan, koordinasi, serta pernapasan dan detak jantung.

Jika sistem saraf terganggu, penderitanya bisa kesulitan dalam bergerak, berbicara, menelan, bernapas, atau berpikir. Penderita juga bisa mengalami gangguan ingatan, gangguan suasana hati (mood), dan gangguan pada fungsi panca indra.

Jenis Sistem Saraf

Sistem saraf manusia terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu:

1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf pusat berfungsi sebagai pusat kendali pengaturan dan pengolahan rangsangan.

2. Sistem saraf perifer

Sistem saraf perifer berfungsi untuk menghubungkan sistem saraf pusat ke organ, otot, dan kulit.  Sistem saraf ini terbagi menjadi tiga dengan fungsi yang berbeda-beda, yaitu:

  • Saraf otonom, untuk mengatur fungsi tubuh, seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan, dan suhu tubuh
  • Saraf motorik, untuk mengontrol gerakan dengan mengirimkan sinyal dari otak dan tulang belakang ke otot
  • Saraf sensorik, untuk mengirimkan sinyal dari kulit atau otot kembali ke tulang belakang dan otak sehingga informasi tersebut dapat diproses sebagai rasa sakit atau sensasi lainnya

Penyebab Sakit Saraf

Sakit saraf disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf. Gangguan sistem saraf itu sendiri dapat terjadi akibat berbagai kondisi berikut:

  • Penyakit di otak atau pembuluh darah, seperti stroke atau perdarahan otak
  • Infeksi akibat bakteri, virus, jamur, atau parasit, seperti meningitis, radang otak (ensefalitis), polio, herpes zoster, atau abses epidural
  • Kelainan struktur, seperti cedera saraf tulang belakang, kanker otak, Bell’s palsy, atau carpal tunnel syndrome (CTS)
  • Gangguan fungsional, seperti epilepsi, sakit kepala, atau vertigo
  • Penyakit bawaan, seperti penyakit Parkinson, multiple sclerosis, penyakit Huntington, dan penyakit Alzheimer

Faktor risiko sakit saraf

Sakit saraf dapat terjadi pada siapa saja, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sakit saraf, yaitu:

  • Berusia 65 tahun ke atas
  • Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan
  • Menderita diabetes
  • Terpapar oleh zat beracun
  • Memiliki riwayat penyakit degenerasi saraf
  • Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Mengalami kekurangan gizi (malnutrisi)
  • Melakukan aktivitas fisik yang melibatkan gerakan berulang
  • Mengalami stres berat
Gejala Sakit Saraf

Gejala sakit saraf dapat bervariasi, tergantung pada saraf yang terkena gangguan. Berikut ini adalah gejala sakit saraf berdasarkan jenis sarafnya:

Sistem saraf pusat

Beberapa gejala yang dapat muncul akibat gangguan pada sistem saraf pusat adalah:

  • Nyeri dengan sensasi terbakar, gatal, atau tertusuk jarum
  • Kesemutan atau mati rasa
  • Mudah merasakan sakit meski hanya disentuh (alodinia)
  • Lemah otot
  • Gerakan menyentak atau menggeliat tiba-tiba
Sistem saraf tepi

Sedangkan gejala yang muncul bisa gangguan terjadi pada sistem saraf tepi antara lain:

  • Saraf otonom, dengan gejala sering atau jarang berkeringat, mata dan mulut kering, mengompol, inkontinensia tinja, atau gangguan fungsi seksual
  • Saraf motorik, dengan gejala berupa lemah otot, otot mengkerut (atrofi otot), otot berkedut, atau lumpuh
  • Saraf sensorik, dengan gejala berupa nyeri, sensitif, kebas atau mati rasa, kesemutan, dan penurunan kesadaran

Lantas, apa saja jenis penyakit saraf yang perlu diwaspadai? Untuk mengetahuinya, mari simak macam-macam penyakit yang menyerang sistem saraf selengkapnya melalui pembahasan berikut.

 

Macam-Macam Penyakit Saraf yang Perlu Diwaspadai

Terdapat berbagai macam penyakit saraf yang perlu diwaspadai, di antaranya adalah penyakit Alzheimer, cerebral palsy, bell’s palsy, multiple sclerosis, meningitis, epilepsi, penyakit Parkinson, serta stroke. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Penyakit Alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah gangguan pada sistem saraf manusia yang menyebabkan penurunan daya ingat, kemampuan berpikir, serta perubahan suasana hati. Penyakit Alzheimer merupakan salah satu penyakit neurodegeneratif. Artinya, kondisi ini disebabkan oleh penurunan fungsi otak yang dapat terjadi seiring dengan pertambahan usia.

Hingga saat ini, masih belum ditemukan metode pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit Alzheimer secara total. Namun, tindakan medis tetap diperlukan untuk memperlambat perkembangan penyakit, meringankan gejala, serta meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Adapun metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk menangani penyakit Alzheimer adalah:

Konsumsi obat-obatan seperti penghambat kolinesterase untuk meningkatkan kemampuan komunikasi antar sel saraf (neuron) sehingga dapat membantu memperbaiki gejala-gejala penurunan fungsi kognitif.
Psikoterapi.
2. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah penyakit saraf yang terjadi pada anak-anak dan dapat memengaruhi kemampuan motorik serta koordinasi tubuh. Selain itu, penderita cerebral palsy juga biasanya memiliki kecacatan intelektual, masalah dalam penglihatan, pendengaran, dan pengucapan, serta masalah dalam persendian dan tulang belakang.

Kondisi cerebral palsy ini disebabkan oleh masalah dalam perkembangan otak selama anak masih berada di dalam kandungan.

Cerebral palsy adalah kondisi yang belum bisa disembuhkan dan akan berlangsung seumur hidup. Namun, pengidap cerebral palsy dapat menjalani terapi yang dapat membantu meningkatkan kualitas hidupnya, seperti terapi wicara, fisioterapi, serta terapi rekreasi.

3. Bell’s Palsy

Bell’s palsy merupakan kondisi medis berupa kelemahan atau kelumpuhan pada otot-otot wajah. Kondisi ini diduga disebabkan oleh peradangan pada saraf fasialis atau saraf ketujuh dari 12 pasang saraf kranial manusia. Adapun beberapa kondisi yang dapat menyebabkan peradangan pada saraf fasialis dan memicu terjadinya bell’s palsy adalah infeksi virus, infeksi telinga tengah (otitis media), hingga paparan udara dingin.

4. Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan autoimun yang mengakibatkan gangguan pada otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini dapat terjadi karena sistem imun tubuh secara keliru menyerang mielin atau lapisan lemak yang melindungi serabut saraf pada tubuh.

Multiple sclerosis dapat menimbulkan gejala berupa mati rasa pada bagian tubuh tertentu, kesulitan menjaga keseimbangan tubuh, hingga gangguan penglihatan. Apabila tidak segera ditangani dengan tepat, multiple sclerosis berisiko menimbulkan komplikasi serius, seperti kelumpuhan, gangguan keseimbangan tubuh, gangguan penglihatan, depresi, epilepsi, hingga kehilangan kontrol usus atau kandung kemih.

5. Meningitis

Meningitis adalah peradangan pada selaput pelindung otak dan saraf tulang belakang (meninges). Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, ataupun jamur yang berasal dari sinus, telinga, tenggorokan, dan rongga mulut. Selain itu, pada beberapa kasus yang jarang terjadi, meningitis juga dapat dipicu oleh operasi otak, penyakit autoimun, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Apabila tidak segera ditangani dengan tepat, meningitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, seperti hilangnya fungsi indra pendengaran, epilepsi, gangguan daya ingat dan konsentrasi, gangguan pergerakan, koordinasi, keseimbangan tubuh, dan gangguan penglihatan.

6. Epilepsi

Epilepsi adalah salah satu penyakit saraf yang terjadi akibat adanya aktivitas listrik berlebihan di dalam otak. Kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami kejang berulang tanpa disertai pemicu yang jelas. Penyebab epilepsi masih belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat dugaan bahwa epilepsi bisa dipicu oleh faktor genetik, cedera kepala, serta konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

7. Penyakit Parkinson

Penyakit Parkinson merupakan penyakit degenerasi saraf yang dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengendalikan gerakan dan keseimbangan tubuh. Penderita penyakit Parkinson biasanya akan mengalami gejala berupa tremor, kaku otot, gerakan tubuh lambat, dan gangguan koordinasi tubuh.

8. Stroke

Stroke adalah kondisi medis yang terjadi akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di sekitar otak yang menyebabkan terganggunya suplai darah dan oksigen ke otak. Kondisi ini perlu mendapatkan penanganan medis sesegera mungkin karena berisiko menyebabkan kerusakan otak permanen, penurunan kesadaran, hingga kematian mendadak.

9. Neuropati Perifer

Neuropati perifer merupakan kerusakan pada saraf tepi atau saraf perifer yang dapat menimbulkan gejala berupa kelemahan, nyeri, mati rasa pada kaki atau tangan. Adapun beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami neuropati perifer adalah:

  • Cedera.
  • Obesitas.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi).
  • Diabetes.
  • Infeksi virus atau bakteri.
  • Penyakit autoimun, seperti lupus, sindrom Guillain-Barre, atau rheumatoid arthritis.
  • Hipotiroidisme.
  • Penyakit ginjal.
  • Penyakit liver.
  • Kekurangan vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, atau vitamin E.
  • Merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
  • Beberapa jenis kanker seperti limfoma dan multiple myeloma.

banner

Kapan harus ke dokter

Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala sakit saraf seperti di atas, terutama jika merasakan nyeri parah atau gejala tidak membaik setelah mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau paracetamol.

Diagnosis Sakit Saraf

Untuk mendiagnosis sakit saraf, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai ciri-ciri nyeri, kapan nyeri muncul, dan apa yang menjadi pemicunya. Selain itu, dokter juga akan bertanya tentang riwayat kesehatan pasien dan keluarganya.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan saraf secara menyeluruh. Tujuannya adalah untuk memeriksa fungsi dan kondisi sistem saraf, seperti kemampuan sensorik dan motorik, fungsi saraf kranial, kesehatan mental, serta perubahan perilaku.

Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, yaitu:

  • Tes darah dan tes urine, untuk mendiagnosis dan menentukan tingkat keparahan penyakit
  • Pemindaian dengan foto Rontgen, CT scan, MRI, atau fluoroskopi, untuk melihat kondisi organ dalam tubuh lebih jelas, termasuk sistem saraf yang mengalami kerusakan
  • Tes genetik, dengan memeriksa sampel air ketuban (amniosentesis) atau plasenta (chorionic villus sampling)
  • USG kehamilan, untuk mengetahui apakah anak menderita sakit saraf bawaan
  • Biopsi, untuk mendeteksi kelainan saraf dengan memeriksa sampel jaringan otot dan saraf
  • Angiografi, untuk mendeteksi penyumbatan pembuluh darah di otak, kepala, atau leher, dengan bantuan prosedur foto Rontgen
  • Pungsi lumbal, untuk mendeteksi infeksi dengan memeriksa sampel cairan tulang belakang
  • Elektroensefalografi (EEG), untuk mengukur aktivitas listrik otak dengan menempelkan sensor di kepala
  • Elektromiografi (EMG), untuk mengukur aktivitas listrik otot dan saraf yang mengendalikannya dengan menempelkan sensor di dekat otot
  • Electronystagmography (ENG), untuk mendeteksi gerakan tidak normal pada mata, vertigo, dan gangguan keseimbangan, dengan menempelkan sensor di sekitar mata
  • Evoked potentials, untuk mengukur sinyal ke otak yang dihasilkan oleh indra pendengaran, penglihatan, atau peraba
  • Thermography, untuk mengukur perubahan temperatur antara dua sisi tubuh atau pada salah satu organ dengan menggunakan inframerah
Pengobatan Sakit Saraf

Pengobatan sakit saraf bertujuan untuk meredakan gejala, termasuk nyeri, dan mencegah terjadinya komplikasi. Jika memungkinkan, pengobatan juga bertujuan untuk mengatasi kondisi medis yang menyebabkan sakit saraf.

Berikut adalah metode pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyebab sakit saraf:

Gangguan pembuluh darah

Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan penyakit yang diderita pasien dan tingkat keparahannya, yaitu:

  • Obat-obatan, seperti obat pengontrol tekanan darah, obat pengencer darah, dan obat penurun kolesterol
  • Prosedur angioplasti, pemasangan ring jantung, serta terapi ablasi vena
  • Operasi

Infeksi

Untuk mengatasi penyakit infeksi, dokter akan memberikan beberapa obat-obatan berikut ini:

  • Antibiotik, seperti amoxicillin
  • Antivirus, seperti acyclovir
  • Antijamur, seperti clotrimazole
  • Antiparasit, seperti albendazole

Kelainan struktur

Kelainan struktur yang menyebabkan sakit saraf dapat ditangani dengan berbagai metode, seperti:

  • Obat-obatan, seperti kortikosteroid, untuk meredakan peradangan pada penderita Bell’s palsy
  • Fisioterapi, untuk membantu meningkatkan kemampuan gerak otot pasien
  • Pemasangan traksi, untuk menstabilkan saraf tulang belakang yang cedera
  • Operasi, untuk mengatasi kanker otak atau cedera saraf tulang belakang yang parah

Gangguan fungsional

Penanganan gangguan fungsional dapat dilakukan dengan terapi, seperti:

  • Terapi okupasi, untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
  • Terapi fisik, untuk meningkatkan kemampuan gerak otot
  • Terapi wicara, untuk melatih atau memperbaiki kemampuan berbicara
  • Terapi psikologis, untuk membantu pasien dalam mengelola pikiran, emosi, dan ingatan, agar menjadi lebih positif

Selain beberapa terapi di atas, gejala gangguan fungsional juga dapat diredakan dengan obat-obatan, seperti antihistamin (misalnya meclizine), untuk mengurangi pusing pada penderita vertigo.

Penyakit bawaan

Penyakit bawaan tidak bisa disembuhkan. Akan tetapi, ada beberapa obat-obatan yang dapat diberikan untuk meredakan gejala, yaitu:

  • Obat pelemas otot, seperti baclofen, untuk meredakan nyeri dan kaku di otot
  • Obat antikejang, seperti gabapentin atau pregabalin
  • Obat pereda nyeri, seperti ibuprofen dan naproxen
  • Obat antidepresan, seperti benzodiazepine, untuk meredakan gangguan kecemasan

Selain obat-obatan, terapi fisik, terapi wicara, dan terapi okupasi, juga dapat dilakukan untuk membantu pasien dalam beraktivitas.

Komplikasi Sakit Saraf

Sakit saraf dapat menimbulkan sejumlah komplikasi berikut ini:

  • Hilang keseimbangan dan jatuh akibat lemah otot
  • Cedera atau luka akibat terjatuh atau mati rasa di area tertentu
  • Gangrene atau kematian jaringan akibat luka infeksi yang parah
  • Amputasi akibat luka yang terinfeksi parah
  • Tekanan darah menurun (hipotensi) akibat kerusakan saraf otonom

Pencegahan Sakit Saraf

Ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya sakit saraf, yaitu:

  • Mengonsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta memperbanyak asupan sayur-sayuran dan buah-buahan
  • Berolahraga secara rutin, setidaknya 30 menit setiap hari
  • Mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah
  • Tidak merokok
  • Membatasi konsumsi minuman beralkohol
  • Menjaga berat badan agar tetap ideal
  • Mempertahankan postur tubuh yang benar saat duduk atau berdiri

banner

 

Penanganan Herba untuk Penyembuhan Penyakit Syaraf

Berikut tanaman herbal dan rempah-rempah yang bisa membantu menjaga kesehatan otak Anda.

 

1. Sage

Daun sage dapat membantu meningkatkan daya ingat pasien penyakit Alzheimer, lapor sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. Dikutip dari Web MD, rutin minum suplemen esktrak sage selama 4 bulan mampu memperbaiki proses belajar dan pemahaman informasi pada orang-orang dengan penyakit Alzheimer ringan hingga sedang.

Penelitian lainnya menunjukkan bahwa daun sage dapat meningkatkan daya ingat pada orang dewasa muda yang sehat.

Yang perlu diingat, penggunaan suplemen sage harus dengan resep dokter. Sembarangan menakar dosisnya dapat menimbulkan efek peningkatan tekanan darah yang berbahaya jika Anda memiliki hipertensi.

Selain tersedia dalam suplemen, Anda bisa mendapatkan manfaat sage langsung dari daun segarnya. Caranya, cacah kasar beberapa lembar daun sage pada masakan Anda atau rebuus dan dinikmati sebagai teh herbal.

 

2. Ginkgo biloba

Ketika membicarakan herbal untuk menjaga kesehatan otak, Anda pasti sudah tidak asing lagi mendengar ginkgo biloba. Ginkgo biloba sudah sejak lama digunakan sebagai obat herbal untuk mengatasi gejala demensia.

Penelitian yang diterbitkan pada Journal of Alzheimer’s Disease tahun 2005 menjelaskan bahwa ekstrak ginkgo biloba yang dikenal dengan EGb761 berpotensi untuk memperlambat penurunan kognitif pada pasien yang mengalami gejala neuropsikiatrik (gangguan sistem saraf dan mental), selain dari demensia atau Alzheimer.

Anda dapat dengan mudah mendapatkan manfaat gingko biloba untuk kesehatan Anda dalam bentuk suplemen. Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, sebelum menggunakan suplemen ini.

3. Kunyit

Kunyit atau kunir memiliki senyawa kurkumin yang bersifat antiradang dan antioksidan, yang sangat bermanfaat bagi kesehatan otak serta kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Pada pasien alzheimer, makrofag―sel kekebalan tubuh yang menghancurkan zat asing yang masuk ke dalam tubuh― tidak berfungsi dengan baik sehingga bisa menyebabkan plak beta-amyloid semakin menumpuk di otak. Penumpukan plak inilah yang diduga kuat sebagai pemicu keparahan gejala Alzheimer.

Senyawa yang terkandung pada kunyit meningkatkan respons makrofag dalam membasmi plak beta-amyloid pada otak sehingga menurunkan risiko penyakit Alzheimer. Sederhananya, kunyit bekerja menghambat kematian sel-sel saraf otak dan meluruhkan plak dalam otak yang jadi pemicu penyakit Alzheimer.

 

4. Peterseli dan thyme

Rempah-rempah seperti peterseli dan thyme mengandung antioksidan flavonoid yang disebut apigenin. Senyawa ini berpotensi memperkuat koneksi antara sel saraf (neuron) sehingga bisa merangsang pembentukan sel-sel otak yang baru dan sehat.

Selain itu, dikutip dari Prevention, Giana Angelo, PhD, seorang peneliti di Micronutrient Information Center di Oregon State University’s Lingus Pauling Institute menjelaskan bahwa struktur kimia apigenin mampu meniru hormon estrogen yang berperan dalam perkembangan neuron.

Semakin banyak dan semakin kuat koneksi antar sel saraf otak, semakin kecil risiko perkembangan depresi, Alzheimer, dan penyakit Parkinson.

 

5. Ginseng

Selain kunyit, ginseng juga memiliki antioksidan yang bisa mencegah peradangan yang dikenal dengan genosida. Ginseng juga memiliki sifat antistres sehingga bisa meningkatkan suasana hati.

 

Produk Herbal Untuk Mengurangi Gejala Penyakit Saraf

Untuk penanganan penyakit saraf, nyeri pada persendian dan pegal linu, Neurindex merupakan pilihan yang tepat. Dengan kandungan Ekstrak Daun Ungu (100 mg), Ekstrak Daun Waru (75 mg), Ekstrak Rimpang Lengkuas (75 mg), Ekstrak Rimpang Kunyit (100 mg), dan Ekstrak Buah Adas (50 mg) membuatnya menjadi jamu yang tepat untuk mengurangi gejala penyakit saraf, nyeri pada persendian dan pegal linu.

Berikut manfaat kandungan Neurindex :

  • Daun ungu mengandung berbagai zat dengan sifat antioksidan dan antiradang, seperti steroid, flavonoid, alkaloid, dan tannin.
  • Daun waru kaya akan antioksidan.
  • Lengkuas mengandung vitamin A, B1, B2, B3, C, dan mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium, zink dan tinggi antioksidan.
  • Kunyit mengandung kurkumin, terdapat kandungan aromatik turmeron atau senyawa larut dalam lemak yang mampu memberikan efek positif pada sel induk saraf berupa peningkatan produksi sel saraf.
  • Adas memiliki kandungan yang tinggi akan asam organic, protein, kolin, trigonelin, dan antioksidan berupa flavonoid.

Anda bisa konsumsi Neurindex dengan dosis 3 x sehari 1 kapsul. Neurindex dapat dikonsumsi sesudah makan. Neurindex tersedia dalam kemasan blister isi 20 kapsul @300 mg.

Neurindex dapat diperoleh di distributor resmi PT. Nature Ace Indonesia yang merupakan distributor yang concern mengedarkan produk-produk saintifikasi jamu seperti Neurindex. Produk ini dapat diperoleh di website resmi PT. Nature Ace Indonesia, yaitu https://natureace.id/, https://natureace.co.id atau link toko web : produk.natureace.id atau link toko shopee : shopee.co.id/natureaceindonesia. Selain Glucosin, terdapat produk-produk saintifikasi jamu yang lain yang merupakan hasil penelitian dari dokter maupun apoteker, diantaranya AG FIT untuk penyembuhan stroke, BEAUTYFIT untuk membantu memelihara kesehatan Wanita; ASILACT untuk memperlancar Air Susu Ibu; IMFRESHO untuk membantu memelihara daya tahan tubuh; PULMAXIN untuk membantu meredakan batuk dan melegakan tenggorokan; LIPOSTERA untuk membantu mengurangi lemak tubuh; PRO-LEX untuk membantu memelihara stamina pria; NEURINDEX untuk membantu meredakan pegal linu dan nyeri pada persendian; PRO NEOPLAS untuk membantu memelihara kondisi kesehatan pada penderita kanker; GLUCOSIN untuk membantu meringankan gejala kencing manis; MAAGNOFIT untuk membantu meringankan gangguan lambung seperti perut kembung, mual dan sakit perut.

Tingkatkan daya tahan tubuh, cegah dan obati penyakit dengan produk kesehatan saintifikasi terpercaya dari Nature Ace Indonesia.

Lihat juga versi visual penyakit dan jamu di www.natureace.co.id

 

Sumber :

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/macam-macam-penyakit-saraf

https://www.alodokter.com/sakit-saraf

https://hellosehat.com/saraf/herbal-menjaga-kesehatan-otak/

 

JURNAL PENELITIAN TERKAIT ARTIKEL
PRODUK JAMU TERKAIT ARTIKEL
HUBUNGI KAMI :
Bagikan :
Facebook
WhatsApp
Email

Artikel menarik lainnya

belimbing wuluh
Belimbing Wuluh

Belimbing Wuluh merupakan tanaman ini tumbuh di daerah dengan ketinggian hingga 500…

lemon balm
Lemon Balm

Lemon balm atau Melissa officinalis adalah tanaman herbal beraroma lemon yang berasal…

daun seledri
Daun seledri

Seledri merupakan salah satu bahan makanan yang biasanya digunakan sebagai campuran dalam…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Comment

Name

Home Toko Keranjang 0 Wishlist Akun

Login

Keranjang Belanja(0)
Belum ada produk di keranjang
Menu Utama
Hello, Masuk