Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah salah satu gangguan mental paling umum yang dialami anak-anak. Gejala ADHD meliputi:
- Inatensi (kesulitan memusatkan perhatian): Mudah teralihkan, sulit mengikuti instruksi, dan sering melamun.
- Hiperaktivitas (gerakan berlebihan): Tidak bisa diam, gelisah, dan banyak bicara.
- Impulsivitas (tindakan terburu-buru): Melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang, sulit mengontrol diri.
ADHD dianggap sebagai gangguan kronis dan melemahkan yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan anak, termasuk:
- Prestasi akademik dan profesional: Kesulitan belajar, nilai buruk, dan masalah pekerjaan.
- Hubungan interpersonal: Kesulitan berteman, konflik dengan orang lain, dan isolasi sosial.
- Kehidupan sehari-hari: Keterlambatan, lupa, dan kesulitan mengatur diri.
Jika tidak ditangani dengan tepat, ADHD dapat menyebabkan rendahnya harga diri dan gangguan fungsi sosial pada anak (Harpin, 2005). Orang dewasa dengan ADHD mungkin mengalami harga diri yang rendah, sensitif terhadap kritik, dan cenderung mengkritik diri sendiri, yang mungkin berasal dari kritik yang lebih tinggi yang mereka alami sepanjang hidup (Beaton, dkk., 2022). Perlu diperhatikan bahwa presentasi dan penilaian ADHD pada orang dewasa berbeda; halaman ini berfokus pada anak-anak.
Diperkirakan 8,4% anak-anak dan 2,5% orang dewasa memiliki ADHD (Danielson, 2018; Simon, dkk., 2009). ADHD sering kali pertama kali diidentifikasi pada anak usia sekolah ketika menyebabkan gangguan di kelas atau masalah dengan pelajaran. ADHD lebih sering didiagnosis pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan karena perbedaan dalam manifestasi gejala. Namun, ini tidak berarti bahwa anak laki-laki lebih mungkin menderita ADHD. Anak laki-laki cenderung menunjukkan gejala hiperaktivitas dan eksternalisasi lainnya, sedangkan anak perempuan cenderung menunjukkan gejala ketidakaktifan.
Gejala dan Diagnosa
Banyak anak yang mungkin mengalami kesulitan duduk diam, menunggu giliran, memperhatikan, gelisah, dan bertindak impulsif. Namun, anak-anak yang memenuhi kriteria diagnostik untuk ADHD, berbeda dalam hal gejala hiperaktivitas, impulsivitas, organisasi, dan/atau kurang perhatian mereka jauh lebih besar dari yang diharapkan untuk usia atau tingkat perkembangan mereka. Gejala-gejala ini menyebabkan penderitaan yang signifikan dan menyebabkan masalah di rumah, di sekolah atau tempat kerja, dan dalam hubungan. Gejala yang diamati bukan karena individu tidak patuh atau tidak dapat memahami tugas atau instruksi.
Ada tiga jenis utama ADHD:
- Presentasi dominan inattentif.
- Presentasi dominan hiperaktif/impulsif.
- Presentasi gabungan.
Diagnosis didasarkan pada adanya gejala persisten yang telah terjadi selama periode waktu tertentu dan terlihat selama enam bulan terakhir. Meskipun ADHD dapat didiagnosis pada semua usia, gangguan ini dimulai pada masa kanak-kanak. Saat mempertimbangkan diagnosis, gejala harus ada sebelum individu berusia 12 tahun dan harus menyebabkan kesulitan di lebih dari satu lingkungan. Misalnya, gejalanya tidak hanya bisa terjadi di rumah.
Tipe Inattentif
Tipe ini memiliki ciri sulit untuk menaruh perhatian penuh pada satu hal dalam satu waktu. Anak-anak dengan kondisi ini cenderung tidak bisa memperhatikan dengan baik.
Istilah “inattentif” mengacu pada kesulitan dalam fokus, konsentrasi, dan organisasi. Untuk diagnosis tipe ADHD ini, enam (atau lima untuk individu berusia 17 tahun ke atas) dari gejala berikut terjadi dengan frekuensi yang tinggi:
- Sering tidak memperhatikan detail atau membuat kesalahan ceroboh dalam tugas sekolah atau pekerjaan.
- Mengalami kesulitan untuk tetap fokus pada tugas atau aktivitas, seperti saat kuliah, berbincang, atau membaca panjang.
- Tampak tidak mendengarkan ketika diajak bicara (dengan kata lain, pikirannya melayang entah ke mana).
- Tidak mengikuti instruksi dan tidak menyelesaikan tugas sekolah, pekerjaan rumah, atau tanggung jawab pekerjaan (mungkin memulai tugas tetapi dengan cepat kehilangan fokus).
- Mengalami kesulitan dalam mengatur tugas dan pekerjaan (misalnya, tidak pandai mengatur waktu; mengerjakan tugas dengan tidak rapi dan tidak teratur; melewatkan tenggat waktu).
- Menghindari atau tidak menyukai tugas yang membutuhkan upaya mental berkelanjutan, seperti menyiapkan laporan dan mengisi formulir.
- Sering kehilangan barang-barang yang dibutuhkan untuk tugas atau kehidupan sehari-hari, seperti kertas sekolah, buku, kunci, dompet, ponsel, dan kacamata.
- Mudah teralihkan.
- Lupa tugas harian, seperti mengerjakan pekerjaan rumah dan menjalankan errands. Remaja dan orang dewasa yang lebih tua mungkin lupa membalas telepon, membayar tagihan, dan menghadiri janji.
Tipe Hiperaktif/Impulsif
Tipe ini biasanya muncul dengan masalah hiperaktivitas bersamaan dengan perilaku impulsif.
Hiperaktif mengacu pada gerakan berlebihan seperti gelisah, energi yang berlebihan, tidak bisa duduk diam, dan banyak bicara. Impulsif mengacu pada keputusan atau tindakan yang diambil tanpa memikirkan konsekuensinya. Untuk diagnosis tipe ADHD ini, enam (atau lima untuk individu berusia 17 tahun ke atas) dari gejala berikut terjadi dengan frekuensi yang tinggi:
- Sering menggoyangkan atau memainkan tangan atau kaki, atau menggeliat di tempat duduk.
- Tidak dapat duduk diam (di kelas, tempat kerja).
- Berlarian atau memanjat di tempat yang tidak pantas.
- Tidak dapat bermain atau melakukan kegiatan santai dengan tenang.
- Selalu aktif, seolah-olah digerakkan oleh motor.
- Banyak bicara.
- Menjawab pertanyaan sebelum selesai diajukan (misalnya, mungkin menyelesaikan kalimat orang lain, tidak sabar berbicara dalam percakapan).
- Mengalami kesulitan menunggu giliran, seperti saat mengantri.
- Mengganggu atau mengusik orang lain (misalnya, menyela percakapan, permainan, atau aktivitas, atau mulai menggunakan barang orang lain tanpa izin). Remaja dan orang dewasa yang lebih tua mungkin mengambil alih apa yang dilakukan orang lain.
Kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatentif (Tipe Gabungan)
Tipe ADHD ini didiagnosis ketika kriteria untuk tipe inattentif dan tipe hiperaktif/impulsif terpenuhi.
Diagnosis ADHD
ADHD biasanya didiagnosis oleh penyedia layanan kesehatan mental atau penyedia layanan perawatan primer. Evaluasi psikiatri akan mencakup:
- Deskripsi gejala dari pasien dan pengasuh.
- Pengisian skala dan kuesioner oleh pasien, pengasuh, dan guru.
- Riwayat psikiatri dan medis lengkap.
- Riwayat keluarga.
- Informasi mengenai pendidikan, lingkungan, dan cara asuh.
Evaluasi mungkin juga termasuk: Rujukan untuk evaluasi medis untuk menyingkirkan kondisi medis lainnya.
Penting untuk diperhatikan bahwa beberapa kondisi dapat menyerupai ADHD, seperti:
- Gangguan belajar
- Gangguan mood
- Kecemasan
- Penggunaan zat
- Cedera kepala
- Kondisi tiroid
- Penggunaan beberapa obat-obatan seperti steroid (Austerman, 2015)
ADHD juga dapat terjadi bersamaan dengan kondisi kesehatan mental lainnya, seperti:
- Gangguan pembangkangan oposisi
- Gangguan perilaku
- Gangguan kecemasan
- Gangguan belajar (Austerman, 2015)
Oleh karena itu, evaluasi psikiatri secara menyeluruh sangat penting.
Tidak ada tes darah khusus atau pencitraan rutin untuk diagnosis ADHD. Pasien terkadang mungkin dirujuk untuk:
- Tes psikologis tambahan (seperti tes neuropsikologis atau psikopedagogis).
- Tes berbasis komputer untuk menilai tingkat keparahan gejala.
Penyebab ADHD
Meskipun para ilmuwan telah bertahun-tahun meneliti, penyebab pasti ADHD masih belum sepenuhnya terungkap. Ada beberapa faktor yang diduga berperan, tapi belum ada satu pun penyebab tunggal yang bisa dikonfirmasi.
1. Genetika
Bukti-bukti kuat menunjukkan bahwa genetika memegang peranan penting dalam perkembangan ADHD. Sejumlah gen diidentifikasi memiliki hubungan dengan kondisi ini, meskipun belum ada satupun yang secara definitif dinyatakan sebagai penyebab tunggal. Adanya riwayat ADHD dalam keluarga jelas meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami kondisi ini.
2. Kondisi Otak
Penelitian menunjukkan adanya perbedaan anatomi otak pada anak-anak dengan ADHD dibandingkan dengan anak-anak tanpa kondisi ini. Volumen materi abu-abu dan putih di otak anak ADHD cenderung lebih kecil, dan aktivasi area otak tertentu selama tugas tertentu juga berbeda.
3. Pengaruh Lingkungan
Selain faktor genetik, beberapa faktor lingkungan diduga turut berkontribusi terhadap risiko ADHD. Beberapa di antaranya:
- Berat badan lahir yang rendah: Bayi dengan berat badan lahir rendah lebih berisiko mengalami ADHD.
- Kelahiran prematur: Kelahiran sebelum waktunya juga dikaitkan dengan peningkatan risiko ADHD.
- Paparan racun: Paparan zat beracun seperti alkohol, rokok, timbal, dan lainnya selama kehamilan berpotensi meningkatkan risiko ADHD pada anak.
- Stres berat saat hamil: Tingkat stres yang tinggi pada ibu hamil juga diduga bisa berpengaruh terhadap perkembangan otak janin dan meningkatkan risiko ADHD.
Para ilmuwan terus meneliti hubungan pasti antara ADHD dan faktor lingkungan. Mereka menekankan bahwa tidak ada satu penyebab tunggal yang menjelaskan semua kasus ADHD, dan banyak faktor yang mungkin berperan.
4. Gangguan neurologis
Anak dengan riwayat gangguan neurologis atau kesehatan mental lainnya, seperti gangguan bipolar atau gangguan spektrum autisme, dapat memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan ADHD.
5. Kurang gizi dan istirahat
Gizi yang tidak mencukupi atau defisiensi gizi tertentu selama masa pertumbuhan dan perkembangan anak dapat memengaruhi fungsi otak dan mempengaruhi risiko ADHD.
Kurang tidur atau gangguan tidur pada anak juga dapat memengaruhi konsentrasi dan perilaku, yang berkaitan dengan gejala ADHD.
6. Faktor Lain Yang Memperburuk Gejala ADHD
Berikut ini adalah faktor-faktor yang BUKAN penyebab ADHD, tetapi dapat memperburuk gejala pada beberapa anak:
- Menonton terlalu banyak televisi
- Konsumsi gula berlebihan
- Stres keluarga (kemiskinan, konflik keluarga)
- Pengalaman traumatis
- Pola Pengasuhan dalam Keluarga
Gejala ADHD sendiri dapat memicu konflik keluarga. Meskipun stres keluarga tidak menyebabkan ADHD, stres dapat mengubah cara ADHD muncul dan menimbulkan masalah tambahan seperti perilaku antisosial.
Masalah dalam pengasuhan atau gaya pengasuhan dapat memperburuk atau meningkatkan gejala ADHD, tetapi tidak menyebabkan gangguan ini.
ADHD jelas merupakan gangguan berbasis otak. Saat ini penelitian sedang dilakukan untuk lebih memahami area dan jalur otak yang terlibat.
Pengobatan
Penanganan ADHD pada Anak Usia Prasekolah dan Lebih Muda
Penanganan ADHD umumnya melibatkan kombinasi terapi dan intervensi medikamentus. Namun, untuk anak-anak usia prasekolah dan lebih muda, pendekatan lini pertama yang disarankan adalah strategi perilaku melalui pelatihan manajemen orang tua dan intervensi sekolah.
Strategi Terapi Lini Pertama
- Pelatihan manajemen orang tua: Mengajarkan orang tua teknik-teknik untuk mendorong perilaku positif pada anak, seperti pemberian pujian, penghapusan konsekuensi negatif, dan time-out.
- Intervensi sekolah: Bekerja sama dengan guru untuk mengembangkan struktur dan rutinitas di kelas, serta menerapkan strategi modifikasi perilaku yang konsisten.
- Terapi Interaksi Orang Tua-Anak (PCIT) adalah salah satu bentuk terapi berbasis bukti yang efektif untuk membantu anak-anak muda dengan ADHD dan gangguan pembangkangan (oposisi). Terapi ini mengajarkan orang tua cara menggunakan penguatan positif, time-out, dan keterampilan komunikasi yang efektif untuk meningkatkan interaksi positif dengan anak mereka.
Pentingnya Diagnosis dan Konsultasi dengan Profesional
Jika Anda menduga anak Anda mengalami gejala ADHD, mencari diagnosis dan konsultasi dengan dokter atau psikolog anak sangatlah penting. Mereka dapat melakukan assessment komprehensif untuk memastikan diagnosis dan merekomendasikan pendekatan pengobatan yang tepat, termasuk strategi terapi dan, jika diperlukan, intervensi medikamentus.
Mengingat usia anak yang masih prasekolah dan lebih muda, terapi perilaku dan intervensi lingkungan menjadi langkah awal yang krusial dalam menangani ADHD. Strategi-strategi ini dapat membantu anak mengembangkan keterampilan pengaturan diri, perilaku sosial yang positif, dan kemampuan belajar yang lebih optimal.
Penanganan Farmakologis ADHD
Penanganan ADHD, khususnya pada anak-anak, kerap melibatkan kombinasi terapi dan intervensi farmakologis. Untuk pilihan farmakologis, pedoman terkini menempatkan psikostimulan (amfetamin dan metilfenidat) sebagai lini pertama pengelolaan ADHD (Pliszka, 2007).
Anak Usia Prasekolah
Bagi pasien ADHD usia prasekolah, amfetamin menjadi satu-satunya obat yang disetujui FDA. Namun, pedoman menyarankan bahwa metilfenidat mungkin lebih cocok ketimbang amfetamin jika intervensi perilaku belum cukup memberi dampak.
Pilihan Farmakologis Lainnya
Selain psikostimulan, Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat juga menyetujui beberapa opsi farmakologis lain untuk ADHD, yakni:
- Alfa agonis (clonidine dan guanfacine): Bekerja dengan menurunkan aktivitas sistem saraf pusat.
- Atomoxetine (SNRI selektif): Meningkatkan kadar norepinefrin di otak.
Tak hanya itu, inovasi bidang farmasi turut menghadirkan opsi pengobatan ADHD yang lebih baru, di antaranya:
- Jornay (metilfenidat lepas-perlambat): Dikonsumsi malam hari untuk efek keesokan paginya.
- Xelstrym (patch dekstroamfetamin): Plester pelepasan amfetamin secara bertahap.
- Qelbree (viloxazine): Non-stimulan pertama untuk ADHD.
- Adhansia (metilfenidat HCl): Kapsul metilfenidat yang cepat larut.
- Dyanavel (suspensi oral amfetamin lepas-perlambat): Bentuk cair untuk memudahkan konsumsi.
- Mydayis (produk campuran garam amfetamin): Tablet pelepasan bertahap untuk efek tahan lama.
- Cotempla (tablet disintegrasi oral lepas-perlambat metilfenidat): Lenyap di mulut tanpa perlu air minum.
Pentingnya Fleksibilitas dan Dukungan Sosial
Banyak anak dan keluarga dapat beralih di antara berbagai pilihan obat ini, tergantung pada tingkat keberhasilan dan toleransi terhadap pengobatan. Tujuan utama terapi adalah memperbaiki gejala untuk mengembalikan fungsi optimal di rumah dan di sekolah.
Konsultasi dengan Dokter Spesialis
Mengingat kompleksitas ADHD dan ragam opsi farmakologis yang tersedia, konsultasi dengan dokter spesialis anak atau psikiater anak sangatlah penting. Mereka dapat melakukan penilaian holistik dan merancang rencana pengobatan individual yang sesuai dengan kebutuhan anak.
Pengaruh ADHD dalam Kehidupan Penderita
ADHD tidak hanya memengaruhi masa kanak-kanak, tapi juga bisa berlanjut dan berdampak hingga dewasa. Berikut ini perjalanannya:
Anak-anak:
- Keterlambatan Kemandirian: Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami keterlambatan dalam mencapai kemandirian dan terkesan lebih kekanak-kanan dibanding teman sebayanya.
- Keterlambatan Perkembangan: Beberapa anak dengan ADHD mungkin mengalami keterlambatan ringan dalam bahasa, motorik, atau sosial.
- Temperamen: Mereka cenderung memiliki toleransi frustrasi yang rendah, kesulitan mengontrol emosi, dan sering mengalami perubahan suasana hati yang drastis.
- Risiko di Masa Depan: Anak-anak dengan ADHD berisiko mengalami masalah serius di masa remaja dan dewasa, seperti kegagalan akademis, kesulitan mengemudi, masalah pertemanan dan sosial, perilaku seksual berisiko, dan penyalahgunaan zat.
- Komorbiditas: Risiko masalah semakin besar jika terdapat kondisi lain yang bersamaan, seperti gangguan pembangkangan oposisi atau gangguan perilaku. Remaja perempuan dengan ADHD juga lebih rentan terhadap gangguan makan.
Peran Guru dan Staf Sekolah dalam Mendukung Anak dengan ADHD
Guru dan staf sekolah dapat berperan penting dalam membantu anak dengan ADHD. Mereka dapat:
- Menyediakan informasi kepada orang tua dan dokter: Mengamati perilaku dan kesulitan belajar yang dihadapi anak serta melaporkan temuannya untuk membantu evaluasi diagnosis.
- Membantu pelaksanaan pelatihan perilaku: Menerapkan strategi manajemen perilaku yang konsisten di lingkungan sekolah sesuai dengan instruksi dokter atau psikolog anak.
Penting Diingat:
- Diagnosis ADHD tidak berada dalam kewenangan staf sekolah. Keputusan terkait diagnosis dan pengobatan harus dilakukan oleh orang tua atau wali bersama dokter spesialis anak atau psikiater anak.
- Staf sekolah tidak dapat memaksa anak minum obat sebagai syarat mengikuti kelas.
Dukungan Pembelajaran: Hak dan Strategi
Siswa dengan ADHD yang mengalami kesulitan belajar berhak mendapatkan dukungan di bawah:
- Undang-undang Pendidikan Khusus : Undang-undang yang mengatur pendidikan khusus bagi anak dengan disabilitas, termasuk ADHD.
- Aturan khusus: Rencana akomodasi untuk anak yang mengalami tantangan belajar namun tidak memenuhi kriteria pendidikan khusus berdasarkan IDEA.
Dukungan pembelajaran untuk anak dengan ADHD dapat berupa:
- Pelatihan keterampilan belajar: Membekali anak dengan strategi manajemen waktu, organisasi, dan fokus.
- Penyesuaian lingkungan belajar: Mengurangi distraksi, menyediakan tempat duduk khusus, dan mengatur struktur ruangan yang lebih optimal.
- Teknik pengajaran alternatif: Menggunakan metode dan media pembelajaran yang lebih atraktif dan interaktif.
- Modifikasi kurikulum: Menyesuaikan materi dan kecepatan pembelajaran sesuai kebutuhan anak.
Bekerja Sama untuk Kemajuan Anak
Guru dan staf sekolah dapat menjadi mitra orang tua dalam mendukung keberhasilan anak dengan ADHD. Kerja sama yang baik melalui komunikasi terbuka dan pelaksanaan strategi yang konsisten akan memberikan lingkungan belajar yang optimal dan membantu anak mencapai potensinya.
Remaja:
Tantangan Unik: Remaja dengan ADHD menghadapi tantangan khusus. Tuntutan akademis dan kehidupan meningkat, ditambah dengan isu khas remaja seperti perkembangan seksual, kemandirian, tekanan teman sebaya, dan tantangan mengemudi.
Dewasa:
Kontinuitas Gejala: Lebih dari 75% anak dengan ADHD terus mengalami gejala yang signifikan sampai dewasa.
- Masalah Komorbid: ADHD pada awal dewasa mungkin terkait dengan depresi, gangguan mood atau perilaku, dan penyalahgunaan zat.
- Kesulitan Akibat Gejala: Orang dewasa dengan ADHD sering menghadapi kesulitan di pekerjaan, kehidupan pribadi, dan keluarga akibat gejala ADHD. Beberapa contohnya adalah kinerja yang tidak konsisten, kesulitan dengan tanggung jawab sehari-hari, masalah relasi, dan perasaan frustrasi, bersalah, atau menyalahkan diri sendiri yang kronis.
- Fungsi Eksekutif: Individu dengan ADHD mungkin juga mengalami kesulitan mempertahankan fokus, fungsi eksekutif, dan memori kerja. Fungsi eksekutif adalah kemampuan otak untuk memprioritaskan dan mengatur pikiran dan tindakan. Kemampuan ini memungkinkan individu untuk mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan mereka dan mengarahkan perilaku mereka dengan lebih efektif. Individu yang memiliki masalah dengan fungsi eksekutif mungkin mengalami kesulitan menyelesaikan tugas atau mungkin lupa hal-hal penting.
Meskipun terdiagnosis pada masa kanak-kanak, banyak anak dengan ADHD tetap memenuhi kriteria diagnosis hingga dewasa dan memerlukan perawatan berkelanjutan (Pliszka, 2007). Sayangnya, tidak sedikit kasus kegagalan diagnosis ADHD pada masa kecil. Akibatnya, banyak orang dewasa yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki gangguan ini.
Diagnosis Tepat, Langkah Awal Pemulihan
Untuk menentukan diagnosis ADHD pada orang dewasa, diperlukan evaluasi komprehensif. Hal ini biasanya mencakup:
- Tinjauan gejala masa lalu dan sekarang: Menggali pengalaman hidup terkait kesulitan fokus, impulsif, atau hiperaktivitas.
- Pemeriksaan medis dan riwayat kesehatan: Menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari gejala serupa.
- Penggunaan skala penilaian atau checklist yang khusus untuk orang dewasa: Alat bantu untuk mengukur tingkat keparahan gejala.
Pilihan Pengobatan ADHD Dewasa
Sama seperti pada anak-anak, terdapat beberapa bentuk terapi yang efektif untuk pengobatan ADHD pada orang dewasa, yakni:
- Medikamentus: Psikostimulan seperti methylphenidate dan amphetamine umumnya menjadi lini pertama pengobatan.
- Psikoterapi: Terapi kognitif-perilaku (CBT) dapat membantu melatih keterampilan pengaturan diri dan manajemen stres.
- Kombinasi: Memadukan terapi medikamentus dan psikoterapi seringkali membawa hasil optimal.
Strategi Pendukung: Dari Lingkungan hingga Dukungan Keluarga
Selain terapi, strategi manajemen perilaku berikut dapat membantu orang dewasa dengan ADHD:
- Minimalisasi distraksi: Menata ruang kerja yang lebih rapi dan terstruktur, membatasi paparan suara atau notifikasi pada perangkat elektronik.
- Peningkatan struktur dan organisasi: Membuat jadwal harian, menggunakan aplikasi pengingat, dan menyiapkan perlengkapan secara teratur.
- Dukungan keluarga: Pemahaman dan kerja sama dari keluarga dekat dapat menjadi motivator dan sumber energi positif.
Hak dan Perlindungan: Bekerja Tanpa Hambatan
ADHD termasuk sebagai disabilitas yang dilindungi oleh Rehabilitation Act of 1973 dan Americans with Disabilities Act (ADA). Hal ini berarti institusi yang menerima pendanaan federal tidak boleh mendiskriminasi individu dengan disabilitas. Individu dengan ADHD yang mengalami hambatan dalam pekerjaan berhak atas akomodasi yang wajar di bawah ADA.
Dengan diagnosis yang tepat dan pemilihan terapi yang sesuai, orang dewasa dengan ADHD dapat mengatasi tantangan yang mereka hadapi dan menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan.
Penganan Herba untuk Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
Menurut Tirto.ID, setidaknya ada 9 vitamin dan suplemen yang dipercaya dapat membantu mengontrol gejala ADHD, mulai dari melatonin hingga gingko biloba ¹. Namun, sebelum mencoba pengobatan herbal, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pengobatan herbal aman dan cocok untuk Anda.
Sementara itu, menurut Healthline, beberapa tanaman obat yang dapat membantu mengurangi gejala ADHD antara lain:
1. Herbal Tea: Teh herbal dapat membantu mengurangi gejala ADHD .
2. Ginkgo Biloba: Ginkgo biloba dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan memori .
3. Brahmi: Brahmi dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan memori .
4. Green Oats: Green oats dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan memori .
5. Ginseng: Ginseng dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan memori .
6. Pine Bark Extract: Pine bark extract dapat membantu meningkatkan konsentrasi dan memori .
Namun, sebelum mencoba pengobatan herbal, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pengobatan herbal aman dan cocok untuk Anda .
Sumber :
https://www.psychiatry.org/patients-families/adhd/what-is-adhd
https://www.halodoc.com/kesehatan/adhd
https://chadd.org/about-adhd/overview/
https://tirto.id/9-vitamin-dan-suplemen-untuk-mengontrol-gejala-adhd-gCA4.
https://www.healthline.com/health/adhd/herbal-remedies.
https://motherandbeyond.id/read/13337/4-jenis-terapi-untuk-anak-adhd.
https://www.alodokter.com/adhd/penanganan.