Apa itu Belll’s Palsy?
Bell’s palsy merupakan kelemahan yang terjadi pada salah satu sisi otot wajah yang sifatnya sementara. Sisi wajah yang terserang Bell’s palsy biasanya akan terlihat melorot. Umumnya, kondisi ini terjadi pada wanita hamil, pengidap diabetes, dan HIV. Saraf yang rusak pada bagian wajah akan berdampak pada indra perasa dan cara tubuh menghasilkan air mata dan ludah. Umumnya, Bell’s palsy datang secara tiba-tiba dan membaik dalam hitungan minggu.
Penyebab :
Perlu diketahui bahwa Bell’s palsy tidak ada kaitannya dengan stroke. Berikut adalah beberapa penyebab Bell’s palsy pada wajah:
- Kelumpuhan wajah turunan, kondisi ini terjadi pada anak yang terlahir dengan kelemahan atau kelumpuhan pada wajah.
- Cedera karena kecelakaan, terjadi karena luka robek pada dagu atau retak pada tulang tengkorak.
- Cedera karena operasi, kondisi ini umumnya terjadi saat operasi kelenjar parotid.
- Pada kebanyakan kasus Bell’s palsy, kelumpuhan pada satu sisi wajah ini biasanya dapat pulih sepenuhnya. Untuk itu, sebaiknya hubungi dokter untuk memahami kondisi yang dialami.
Sampai saat ini, belum diketahui penyebab Bell’s Palsy secara pasti. Namun, kondisi ini diduga terjadi karena saraf yang mengendalikan otot wajah tertekan atau terganggu. Selain itu, kelumpuhan juga disebabkan oleh peradangan infeksi virus, diperkirakan salah satu virus yang menyebabkan Bell’s palsy adalah virus herpes.
Gejala :
Gejala yang sering terjadi pada penderita :
- Nyeri telinga pada sisi wajah yang lumpuh.
- Telinga yang terpengaruh akan lebih sensitif terhadap suara.
- Berdenging di salah satu telinga atau keduanya.
- Penurunan atau perubahan pada indra perasa.
- Bagian mulut yang terpengaruh akan mudah berliur.
- Mulut terasa kering.
- Rasa sakit pada sekitar rahang.
- Sakit kepala dan pusing.
- Kesulitan untuk makan, minum, dan berbicara.
Cara mencegah :
Mulai gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan tinggi serat serta rutin berolahraga. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Alternatif lain :
- Untuk mengurangi pembengkakan pada saraf wajah, pengidap dapat menggunakan prednisolone atau prednison (kelompok obat kortikosteroid). Sedangkan untuk mencegah munculnya masalah pada mata yang tidak bisa menutup, pengidap biasanya memerlukan obat tetes mata.
- 70 persen pengidap Bell’s palsy dapat kembali pulih. Sebagian besar akan mulai membaik dalam dua atau tiga minggu. Namun, untuk dapat pulih sepenuhnya, dibutuhkan waktu sekitar 10 bulan tergantung pada tingkat kerusakan saraf.
Pencegahan
Untuk mempercepat kembalinya fungsi saraf dan otot wajah, ada beberapa perawatan lain yang dapat dilakukan, misalnya fisioterapi dan senam wajah. Biasanya akan dilakukan elektrostimulation untuk merangsang persarafan yang mengalami kelumpuhan agar dapat segera kembali pulih.
Bell’s palsy tidak bisa dicegah. Namun, Anda dapat menurunkan risiko terjadinya kondisi ini dengan melakukan upaya-upaya berikut:
- Mengontrol penyakit yang dapat menyebabkan Bell’s palsy, seperti diabetes dan hipertensi
- Menghindari paparan udara dingin yang berlebihan
- Menurunkan berat badan atau menjaga berat badan agar tetap ideal[mfn]https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/374/bells-palsy[/mfn]
Menjaga tubuh dengan jamu tradisional dari Bell’s Palsy
Bell’s palsy adalah kondisi yang menyebabkan kelumpuhan otot wajah secara tiba-tiba. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi diduga karena infeksi virus, peradangan saraf, atau gangguan aliran darah ke saraf wajah.
Saat ini, belum ada obat yang dapat menyembuhkan Bell’s palsy secara permanen. Namun, pengobatan medis dan fisioterapi dapat membantu memulihkan fungsi otot wajah.
Selain pengobatan medis, beberapa herba juga dipercaya dapat membantu menjaga tubuh dari Bell’s palsy. Berikut adalah beberapa herba yang memiliki potensi manfaat tersebut:
- Jahe. Jahe memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang dapat membantu mengurangi peradangan dan kerusakan saraf. Jahe dapat dikonsumsi dalam bentuk teh, suplemen, atau ditambahkan ke dalam makanan.
- Kunyit. Kunyit juga memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan yang dapat membantu melindungi saraf dari kerusakan. Kunyit dapat dikonsumsi dalam bentuk bubuk, suplemen, atau jus.
- Echinacea. Echinacea adalah tanaman herbal yang memiliki sifat anti-inflamasi dan imunostimulan. Echinacea dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan melindungi tubuh dari infeksi virus yang dapat menyebabkan Bell’s palsy. Echinacea dapat dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau teh.
- Ashwagandha. Ashwagandha atau ginseng India adalah tanaman herbal yang memiliki sifat adaptogen, yaitu dapat membantu tubuh beradaptasi terhadap stres. Stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi virus yang dapat menyebabkan Bell’s palsy. Ashwagandha dapat dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau teh.
- Ginkgo biloba. Ginkgo biloba adalah tanaman herbal yang memiliki sifat antioksidan dan meningkatkan aliran darah. Ginkgo biloba dapat membantu melindungi saraf dari kerusakan dan meningkatkan aliran darah ke saraf wajah. Ginkgo biloba dapat dikonsumsi dalam bentuk suplemen.
Dengan menjaga kesehatan tubuh dan mengelola stres dengan baik, Anda dapat membantu mengurangi risiko terkena Bell’s palsy.
Sumber : disarikan dari berbagai sumber
 
						 
															
 
															
 
			
		
 
			
		
 
			
		

